Rampok Bunuh Nenek

Senin, 22 April 2013 – 08:40 WIB
TENGARAN - Mbah Sugiyem (82) warga Dusun Kaligandu RT 13 RW III,Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ditemukan tewas di kamarnya, Minggu (21/4) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

Diduga kuat nenek 23 cucu itu dibunuh oleh perampok. Pasalnya saat ditemukan tergeletak di tempat tidur , kedua tangan dan kaki korban terikat kabel. Tidak itu saja, dari mulut korban juga terdapat bercak darah dan ada luka lebam di leher  yang diduga bekas jeratan atau cekikan.

Sejumlah perhiasan emas yang dipakai korban yaitu gelang emas 50 gram, tiga buah cincin emas dan sepasang anting raib, total seberat 80 gram amblas digasak perampok.

Keterangan yang dihimpun Jateng Pos (Grup JPNN) di lokasi kejadian, pelaku masuk ke dalam rumah dengan merusak gerendel pintu depan. Diperkirakan pembunuhan ini dilakukan sebelum shubuh.

Kali pertama kejadian ini diketahui oleh Warto (40) anak kedua korban yang rumahnya hanya beberapa meter dari rumah ibunya. Sekitar pukul 07.00 WIB, saksi  penasaran  karena ibunya yang merupakan pedagang gula jawa ( aren) itu tidak kelihatan berangkat ke pasar.

“Biasanya Mbah  jika mau jualan ke Pasar Ampel berangkat pagi-pagi dan selalu diantar nyegat bus di pinggir jalan oleh Pakde ( Warto). Tapi pagi itu kok tidak kelihatan,” ujar  salah seorang cucu korban Dayat (30) saat ditemui Jateng Pos di rumah duka, Minggu (21/4).

Karena penasaran, Warto lantas  mendatangi rumah ibunya. Saat itu pintu depan dalam keadaan sedikit terbuka dan ada kerusakan pada kunci gerendelnya. Warto lantas memanggil manggil nama ibunya, namun tidak ada sahutan.

Bapak empat anak itu pun langsung menuju kamar tidur ibunya. Begitu membuka pintu kamar Warto melihat ibunya tergeletak di tempat tidur dengan posisi kaki dan tangan terikat kabel. Di mulutnya juga ada bercak darah.

Warto langsung meminta tolong  kepada tetangganya. Warga pun berdatangan. Ada yang melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Tengaran.

Tak lama kemudian sejumlah petugas datang ke lokasi guna oleh TKP. Petugas menemukan sidik jari dan mengumpulkan barang bukti lain yang bisa dipakai sebagai petunjuk pengungkapan kasus pembunuhan ini. Petugas juga memberi police line  di sekeliling kamar tidur korban dan pintu depan rumah korban.

“Pelaku mungkin sebelumnya hendak masuk rumah embah  lewat jendela belakang, karena gerendel  jendela ada kerusakan. Mungkin karena sulit, lalu masuk lewat pintu depan,” ujar Dayat.

Kapolres Semarang, AKBP Agustinus B Pangaribuan melalui Kapolsek Tengaran AKP Kuswanto SH mengatakan,   kasus dugaan pencurian dengan kekerasan ( curas) ini masih dalam penyelidikan petugas. Untuk memastikan penyebab meninggalnya korban, jenasah korban diotopsi oleh tim dokter dari Dokkes Polda Jateng.

"Keluarga korban juga minta  diotopsi untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban. Rencananya korban akan diotopsi di RS Bhayangkara Semarang, namun atas pertimbangan jarak, maka otopsi dilakukan di RSUD Salatiga. Kami belum menerima hasilnya,” ujar Kuswanto saat ditemui Jateng Pos di kantornya.
 
Saat ditanya apakah sudah mencurigai pelakunya, Kapolsek yang baru beberapa bulan menjabat ini mengatakan,  belum ada titik terang, dan petugas masih menyelidiki secara intensif kasus curas ini. (deb)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamili Siswi SMP, Siswa SMA tak Mau Tanggung Jawab

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler