Ramuan Empon-Empon tak Dilarang juga tak Dianjurkan untuk Tangkal Corona

Kamis, 05 Maret 2020 – 23:12 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih. Foto: Elfany Kurniawan/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng M Faqih, menyatakan bahwa IDI tidak melarang dan juga tidak menganjurkan masyarakat mengonsumsi empon-empon atau rimpang-rimpangan yang biasa dibuat jamu, untuk menjaga daya tahan tubuh menangkal virus corona.

"Empon-empon hukumnya mubah. Tidak dilarang, tidak juga diwajibkan. Tapi kalau didalilkan untuk COVID-19 itu yang saya tidak setuju," kata Daeng di Jakarta, Kamis (5/3).

BACA JUGA: Good News, Kondisi Kesehatan 2 Warga Terjangkit Corona Makin Baik

Dokter spesialis paru dari IDI yang juga tergabung dalam Satgas COVID-19 dr Erlina Burhan Sp.P(K), mengakui bahwa empon-empon yang terdiri dari jahe, kunyit, temulawak dan lainnya, memiliki kandungan antioksidan yang sangat baik untuk tubuh.

Namun, dia mengingatkan agar masyarakat tidak meracik empon-empon secara sembarangan tanpa memiliki pengetahuan bagaimana membuat minuman berkhasiat dari rimpang-rimpangan tersebut.

BACA JUGA: 8 Herbal Alami untuk Mengatasi Radang Tenggorokan

"Sebetulnya kalau dari sisi farmakologi tradisional memang ada mengandung antioksidan, memang baik untuk tubuh. Tapi kita perlu berpikir, kalau tidak bisa mengolahnya, campuran airnya berapa, suhunya berapa, dikhawatirkan bukan antioksidan yang terbentuk, tapi oksidan," ucap dia.

Erlina menganjurkan agar masyarakat mengonsumsi obat-obatan tradisional yang sudah terstandar daripada mengolahnya sendiri.

BACA JUGA: 6 Herbal Ini Dipercaya Bisa Mencegah Kanker

Sementara itu, Ketua Satgas COVID-19 Prof dr Zubairi Djoerban Sp.PD(K) menyampaikan hanya lima hal yang perlu dilakukan oleh setiap orang untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Lima hal tersebut di antaranya olahraga minimal 150 menit seminggu, makan sayur, istirahat cukup, stop rokok, dan stop alkohol.

Orang dewasa usia 18-40 tahun membutuhkan waktu tidur tujuh sampai delapan jam setiap hari. Sementara waktu tidur lansia semakin sedikit yaitu hanya enam jam per hari. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler