jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto membuka focus group discussion (FGD) 'Pengembangan Table Grape' di BSD City, Tangerang Selatan, Jumat (11/8).
Tangerang Selatan sendiri terkenal sebagai lokasi percontohan anggur.
BACA JUGA: Inovasi Berbuah Manis, Agrowisata Taman Anggur Jadi Juara Desa BRILian
Pada 2023, Ditjen Hortikultura memfasilitasi Kota Tangerang Selatan, berupa 1 unit green house anggur seluas 200 meter persegi, dan pengembangan kawasan percontohan anggur seluas 1.000 meter persegi.
"Anggur merupakan buah yang digemari oleh masyarakat, walaupun bukan buah asli Indonesia," kata Dirjen Prihasto.
BACA JUGA: Tingkatkan Daya Saing, Kementan Dorong Elektrifikasi Hortikultura
Dia menyebutkan berdasarkan data statistik pertanian (BPS) dalam 3 tahun terakhir produksi anggur nasional juga terus meningkat.
"Pada 2020, produksi tercatat 11.905 ton. Disusul pada 2021 meningkat menjadi 12.163 ton, dan kian meningkat pada 2022 mencapai 13.515 ton," sebutnya.
Seiring angka produksi tersebut, lanjut Dirjen Prihasto, berdasarkan data BPS, angka impor pada 3 tahun terakhir terus meningkat.
Volume impor pada 2020 sebesar 83.044 ton senilai USD 273.268.451, dan meningkat lagi pada tahun berikutnya sebesar 98.278 ton senilai USD 315.270.841.
Kemudian pada 2022, impor anggur mencapai 101.899 ton senilai USD 330.407.068.
Dirjen Prihasto menilai angka tersebut sangat besar baik dari sisi volume maupun nilai USD.
"Kami menargetkan penurunan angka impor anggur sebesar 20 persen pada 2030 melalui langkah-langkah pengembangan strategis melibatkan seluruh stakeholder termasuk Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia (ASPAI)," ujar Dirjen Prihasto.
Menurut Dirjen Prihasto, kondisi ini tidak mustahil tercapai asal terjadi sinergi antara seluruh stakeholder anggur nasional, baik petani atau pelaku usaha, kementerian dan lembaga terkait, praktisi, akademisi, peneliti dan pihak-pihak lain.
Melalui kegiatan ini, dia berharap pengembangan anggur ditangani secara optimal agar menghasilkan produk berkualitas, ketersediaannya cukup dan kontinuitas yang terjamin.
Dia berharap ada langkah konkret yang bisa dilakukan usai pelaksanaan FGD ini, mulai dari hulu ke hilir.
Dari sisi regulasi hingga pemasaran, sehingga pemerintah bisa melakukan lamgkah-langkah kebijakan yang bisa mengurangi angka importasi tersebut.
"Termasuk kalau bisa dukungan dari perbankan. Bagaimana fasilitasi kredit bisa digunakan untuk mendukung pelaku usaha mengembangkan anggur ini," harapnya.
Prihasto menginginkan pada kesempatan dapat memanfaatkan transfer informasi, khususnya teknologi budidaya yang dikembangkan di Thailand dan Jepang yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta mutu anggur nasional.
Pembina ASPAI Heri Yanto menambahkan tujuan dari pelaksanaan FGD ini untuk menghasilkan konsep pengembangan anggur Indonesia.
Sementara itu, output dari FGD ini diharapkan tersedianya rancangan pengembangan anggur Indonesia.
"Target angka produksi anggur yang harus dicapai sebesar 20.380 ton pada 2030. Asumsi produksi dari anggur konsumsi pada 2022 hanya sebesar 1.581,7 ton, sehingga diperlukan penambahan produksi sebesar 18.798,3 ton, yang bisa didapatkan dari penambahan areal tanam untuk anggur konsumsi yang produktif seluas 314 hektare," paparnya.
Menurut Heri Yanto, untuk mencapainya diperlukan sinergi dan kerja sama pemerintah, baik pusat maupun daerah serta stakeholder lainnya," ujar Heri.
Sebagai informasi, FGD yang diikuti 50 peserta itu dihadiri Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Pusat Riset Tanaman Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Balai BPSIP Jestro, Kung Anggur, praktisi dan Owner Kebun Indothai Vineyar Thailand.
Hadir juga Doktor Bidang Budidaya Anggur serta pemilik kebun Na Banhong Vineyard Thailand, Agricultural Extension & Develompment Officer Royal Project Thailand, Ahli Sistem Mekanisasi dan Teknik Budidaya Anggur, Jepang serta Dinas Pertanian Blitar, Bekasi, Bandung Barat, Kota Depok dan Tangerang Selatan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi