Lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia telah tertular virus corona kasus COVID-19, dengan jumlah kematian terbanyak masih terjadi di Italia dan Spanyol.

Menurut data John Hopkins University, tiga negara telah mencatat lebih dari 100.000 kasus virus corona, yakni Amerika Serikat (lebih dari 230 ribu kasus, Italia (lebih dari 115 ribu kasus), dan Spanyol (lebih dari 110 ribu kasus).

BACA JUGA: Corona Bikin Bangkrut, Boeing Tawarkan PHK Sukarela ke Karyawan

Sementara jumlah kematian akibat COVID-19 telah melewati 53.000 jiwa.

Tiga negara yang memiliki angka kematian tertinggi adalah Italia (hampir 14 ribu orang), Spanyol (sudah mencapai 10 ribu orang), dan Amerika Serikat (lebih dari 5 ribu orang).

BACA JUGA: Update Corona, 3 April 2020: Kasus Positif Sudah Mencapai 1.986 Pasien

Lebih dari 211 ribu orang di seluruh dunia yang sebelumnya terjangkit COVID-19 telah dinyatakan sembuh.

Berikut ini adalah laporan terkini terkait virus corona dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

BACA JUGA: Pemakaman Jenazah Pasien Corona Ditolak Warga, Begini Respons Komnas HAM

Amerika Serikat Photo: Lebih dari 92.000 warga di negara bagian New York telah tertular virus corona. (Reuters: Lucas Jackson)

 

Walikota New York, Bill De Blasio telah meminta warganya untuk menggunakan penutup wajah, ketika mereka pergi ke luar atau saat berada dekat orang lain.

Ia mengutip sebuah penelitian yang mengatakan orang tanpa gejala dapat menyebarkan virus tanpa menyadarinya.

Karenanya, Bill mengatakan penutup wajah bisa berupa syal, bandana, atau apa pun buatan sendiri, tetapi bukan masker dokter, yang saat ini dibutuhkan para pekerja medis.

Presiden AS, Donald Trump menanggapinya dengan mengatakan setiap orang bisa mengambil keputusannya sendiri.

Sementara itu, Gubernur negara bagian New York Andrew Cuomo memperingatkan jika mereka akan kehabisan ventilator, atau alat bantu pernafasan, enam hari lagi.

Jumlah kematian akibat COVID-19 di New York telah melonjak menjadi lebih dari 2.300, jumlah yang tetular mencapai lebih dari 92 ribu orang, dan diperkirakan akan mencapai puncaknya akhir April. Uni Eropa Photo: Italia mengaku kecewa karena kurangnya bantuan dari negara-negara tetangganya yang tergabung Uni Eropa. (AP: Alessandra Tarantino)

 

Ketua Komisi Eropa telah meminta maaf kepada Italia karena kurangnya solidaritas dari negara-negara Eropa dalam menanggulangi krisis virus korona.

Tapi ia berjanji untuk memberikan bantuan lebih besar kepada Italia untuk menghadapi dampak ekonomi akibat pandemi virus corona.

Ada kekecewaan dari Italia terhadap tanggapan dari perkumpulan negara-negara Uni Eropa. Dimulai dengan kegagalan mengirim bantuan medis, sampai negara-negara Eropa utara yang menolak membantu biaya pemulihan.

Italia telah mencatat 13.915 kematian akibat virus korona hanya dalam waktu enam minggu, angka yang paling tertinggi dibandingkan negara lainnya di dunia.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan di harian Italia, 'La Repubblica', Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan banyak negara-negara Uni Eropa yang saat ini fokus pada masalah negara mereka sendiri.

Inti pertikaian terjadi setelah permintaan Italia dan delapan negara lain untuk mengeluarkan "surat obligasi pemulihan" atas nama semua negara Uni Eropa.

Surat obligasi ini ditujukan untuk membantu pendanaan pemulihan ekonomi, yang diperkirakan akan mengalami resesi.

Para pemimpin konservatif di negara-negara kaya, seperti Jerman, Belanda dan Austria sejauh ini mundur dari gagasan penerbitan obligasi dengan negara-negara yang sudah banyak utang, seperti Italia. Irak Photo: Negara-negara sekitar Iran, termasuk Irak telah menutup perbatasannya, karena khawatir penyebaran virus corona dari Iran. (AP: Ebrahim Noroozi)

 

Jumlah kasus virus corona yang dilaporkan secara resmi di Irak sudah mencapai lebih dari 700, meski menurut sumber informasi, angka sebenarnya mencapai ribuan.

Hal ini diakui oleh tiga dokter yang terlibat dalam melakukan tes virus corona, seorang pejabat kementerian kesehatan dan seorang politisi senior. Mereka mau berbicara kepada kepada kantor berita Reuters dengan syarat identitasnya tidak disebutkan.

Tiga dokter, yang membantu proses tes virus corona di Baghdad mengatakan setelah berdiskusi dengan sesama petugas medis yang melihat hasil harian, diperkirakan sebenaranya ada sekitar 3.000 hingga 9.000 kasus corona di Irak, meskipun masing-masing memberikan perkiraan yang berbeda.

Pejabat kementerian kesehatan, yang juga bekerja dalam pengambilan tes COVID-19, mengatakan dari Baghdad timur saja ada lebih dari 2.000 kasus yang dikonfirmasi, belum termasuk dari daerah atau provinsi lain.

Sementara politisi senior di Irak, yang pernah menghadiri pertemuan dengan kementerian kesehatan, mengatakan ada ribuan kasus yang telah dikonfirmasi.

Kasus COVID-19 di Iran, negara tetangga Irak, memiliki jumlah paling tinggi di kawasan Timur Tengah saat ini, sehingga membuat Irak menutup perbatasan dengan Iran sejak bulan Februari. Filipina Photo: Hingga Rabu kemarin, Filipina telah mencatat 227 kasus virus corona baru dan delapan kasus kematian. (AP: Aaron Favila)

 

Presiden Rodrigo Duterte mengeluarkan perintah kepada polisi dan militer untuk menembak mati siapa pun "yang menciptakan masalah" di Pulau Luzon yang ditutup selama sebulan.

Pulau Luzon adalah pulau terbesar dan terpadat di Filipina dan penutupan dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona.

"Jika ada masalah muncul, orang-orang mulai berkelahi dan nyawa anda dipertaruhkan, tembak saja mereka sampai mati," katanya dalam pidato nasional yang disiarkan di televisi. Kemana arah COVID-19 di Indonesia?
Sejumlah ilmuwan Indonesia memproyeksikan angka kasus virus corona untuk bisa mengantisipasi situasi ke depan.

 

"Daripada menyebabkan masalah, saya akan mengirim mereka ke alam kubur."

Sebelumnya, polisi Filipina menangkap 21 warga dari kawasan kumuh Quezon di kota Manila. Mereka ditangkap setelah melakukan protes menuntut bantuan makanan dari pemerintah.

Lembaga pemerhati hak asasi manusia, Amnesty International di Filipina, meminta Presiden Duterte untuk segera mengakhiri tindak kekerasan kepada warganya.

Mereka juga mendesak agar melakukan penyelidikan terhadap anggota polisi yang menggunakan kekuatan tidak proposional. Indonesia Photo: Para penjahit di Jakarta sedang membuat APD yang akan disumbangkan kepada para petugas kesehatan (Reuters: Ajeng Dinar Ulfiana)

 

Presiden Joko Widodo pernah mengatakan petugas kesehatan membutuhkan 30 juta alat pelindung diri (APD) hingga akhir Mei.

Lewat jejaring sosial, seperti Instagram dan Facebook, sejumlah warga Indonesia mencoba menggalang dana, bahkan membantu membuatkan APD bagi tenaga medis.

Seperti yang dilakukan oleh Reta Riana, warga Jakarta yang mengaku terkejut saat mengetahui petugas kesehatan malah memakai jas hujan sebagai APD sementara.

Ia kemudian memanfaatkan keterampilan menjahitnya untuk membantu membuatkan APD bagi petugas rumah sakit yang menangani COVID-19.

Sebelumnya, Reta biasa membuat pakaian untuk perempuan, termasuk kebaya tradisional Indonesia.

"Saya bekerja dengan penjahit lain untuk membantu membuat APD, penyumbang bisa menyediakan bahan bakunya, saya akan membuatnya dan membagikannya gratis," katanya.

Reta mengaku ia telah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan soal bahan yang paling terbaik untuk dibuat menjadi APD, sehingga nyaman dan tahan air bagi staf medis.

Ia mengaku jika biaya produksi untuk pembuatan satu pakaian APD sekitar Rp200.000.

ABC INDONESIA / REUTERS

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemakaman Jenazah COVID-19 di Jabar Aman karena Ikuti Protokol

Berita Terkait