Seorang kontraktor penggali tanah menemukan ranjau laut dari era Perang Dunia II di sebuah lahan peternakan sapi perah di Victoria Utara.Keluarga Parker di Kyabram sangat terkejut dengan penemuan ini. Ranjau laut yang sudah dijinakan itu terkubur dibawah lahan peternakan sapi perah tua yang sebagian lahannya sedang digali untuk memudahkan sistem pengairan di peternakan tersebut. Sarah Parker tidak percaya dengan temuan ini. "Ketika Jeremy memanggil saya dan mengatakan mereka terantuk dengan benda keras dan ternyata ranjau laut saya kira saya salah dengar ucapannya,” kata Parker. "Tentu saja Kami terkejut." Kyabram terletak lebih dari 200 kilometer dari laut, jadi menemukan ranjau laut dikawasan yang jauh dari laut seperti itu memang sebuah keanehan. Kontraktor yang mengerjakan penggalian, Nathalia, mengatakan ranjau laut itu juga membuat alat berat miliknya ikut rusak. "Ranjau laut itu membuat bengkok salah satu penggaruk kami, tapi untungnya tidak patah,” Tuas pemantik di ranjau laut itu sudah dicopot dan itu pertanda baik karena artinya ranjau itu telah dinonaktifkan. Untuk mengjindari bahayaranjau laut itu kini telah dipindahkan ke pintu masuk peternakan sapi perah milik Parker. Ranjau laut itu akan dijadikan hiasan utama dari  taman yang akan dibangun oleh Neil Parker di kawasan peternakan sapi perah miliknya tersebut dan akan dipajang bersama dengan semua benda yang pernah Ia temukan di lahan peternakan mereka dalam kurun waktu tiga tahun sejak mereka membeli peternakan tersebut. Menurut warga setempat yang dihimpun ABC Radio, di kawasan Kyabram memang banyak ditemukan ranjau laut pasca PD II. Seorang mantan petani, Jim dari Swanpool mengaku dia juga menemukan satu ranjau laut di lahan miliknya yang kini digunakan sebagai insinerator. Jim meyakini ranjau laut yang ditemukan di lahan milik keluarga Parker kemungkinan adalah ranjau laut yang digunakan sebagai tempat  penyimpanan bahan bakar bawah tanah untuk pabrik susu. "Saya kira masih akan ada beberapa ranjau laut lagi di bawah tanah peternakan mereka," katanya. "Tidak semua orang akan menggali mereka." 

BACA JUGA: Pembunuh Berantai Pertama di Australia Meninggal pada Usia 90 Tahun

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicurigai Ingin Bergabung dengan ISIS di Suriah, Pria Australia Dicabut Paspornya

Berita Terkait