Rapat Bareng Kepala Baratin, Anggota Komisi IV Singgung Pengawasan Berbasis AI

Rabu, 20 November 2024 – 09:04 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Rina Sa’adah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Rina Sa’adah menyebut Badan Karantina Indonesia (Baratin) seharusnya bisa menerapkan sistem pengawasan berbasis teknologi artificial intelligence (AI) dan data komprehensif terhadap komoditas yang masuk ke Indonesia.

Hal demikian diungkapkan Rina saat Komisi IV DPR RI melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala Baratin Sahat Manor Panggabean di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11) kemarin.

BACA JUGA: Rina Saadah: Jadikan Pemuda Tani HKTI Sebagai Rumah

"Kami merekomendasikan sistem pengawasan berbasis data komprehensif,” kata Rina dalam RDP.

Politikus PKB itu mengatakan penerapan AI dalam mengawasi komoditas yang masuk demi mencegah kebocoran akibat oknum nakal.

BACA JUGA: Rina Saadah Ingin Ubah Pertanian Tradisional Jadi Modern

"Tidak ada lagi aparat yang ada di bandara bekerja sama dengan penyelundup atau pihak lain,” tegas Rina. 

Dari data ekspor dan impor, lanjut Rina, kasus tangkapan tertinggi dalam produk pertanian ada di Jakarta mencapai 807 kali.

BACA JUGA: Dorong KEK Kura-Kura Bali jadi Katalisator Teknologi, Airlangga: Ini Baby Step Indonesia

Menurut dia, pengawasan barang masuk di sektor pertanian harus menjadi perhatian bersama agar tidak terjadi kebocoran. 

"Apalagi Jakarta jumlah penduduknya paling tinggi. Harus jadi perhatian,” ungkapnya. 

Di sisi lain, Rina mengapresiasi adanya peningkatan ekspor buah berkualitas dan mendorong Baratin berperan menguatkan petani lokal dalam meningkatkan kualitas produk.

Rina mengatakan Baratin bisa melakukan sosialisasi bibit organik dan tanaman unggulan ke petani agar komoditas yang dihasilkan menembus pasar ekspor global.

“Ekspor buah tropis harus ditingkatkan, misalnya mangga, pisang dan lainnya. Selama ini terkendala di negara tujuan ekspor. Jepang misalnya, menerapkan aturan ketat,” ungkap dia. 

Sentara itu, Kepala Baratin Sahat M Panggabean mengatakan saat ini pihaknya fokus untuk mengawasi dan memeriksa sapi yang akan didatangkan dari Brasil. 

"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Brasil. Memastikan sapinya dan laboratorium yang memeriksa kesehatan sapi tersebut, ” kata Sahat. (ast/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teknologi AI Jadi Jawaban Kebutuhan Mendesak Sektor Manufaktur


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler