jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Rokhmin Dahuri menyebut pencetakan sawah dalam program food estate sebenarnya hal positif dan perlu didukung demi mewujudkan swasembada pangan.
Hal demikian turut disampaikan Rokhmin saat rapat bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/11).
BACA JUGA: Disambangi Mentan Amran, Petani Papua Berharap Food Estate Bisa Meningkatkan Perekonomian
"Secara konseptual setuju," kata Rokhmin ditemui setelah rapat.
Namun, legislator Fraksi PDI Perjuangan itu meminta kehati-hatian pemerintah era Prabowo Subianto dalam mengeksekusi program food estate.
BACA JUGA: Endus Temuan Food Estate, Auditor BPK Minta Rp12 Miliar dari Kementan agar Tutup Mata
Terlebih lagi, kata Rokhmin, pengalaman mengerjakan food estate atau program sejenis era Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi) menemui kegagalan.
"Fakta sejak zaman Orde Baru, Pak Harto (Soeharto, red) sampai Pak Jokowi itu semua gagal. Jadi, saya ingin mewanti-wanti, mengingatkan agar pelaksanaan ini benar hati-hati," kata pria bergelar profesor itu.
BACA JUGA: Heru Budi akan Mengembangkan Kepulauan Seribu jadi Food Estate DKI Jakarta
Rokhmin mengatakan pemerintah dalam mengeksekusi food estate perlu mengedepankan kaidah ilmiah dalam memilih lokasi hingga menerapkan teknologi.
"Jangan sampai, lagi produksi sepuluh ribu ton, tiba-tiba enggak ada benihnya, enggak ada pupuknya, kan, celaka," ujar eks Menteri Kelautan dan Perikanan itu.
Termasuk, kata Rokhmin, pemerintah perlu juga memperhatikan sisi panen dari program food estate agar terserap pasar.
"Begitu panen enggak bisa terserap, karena enggak ada pasar, nah, itu bisa gagal lagi," katanya.
Dia mengatakan kegagalan food estate era Soeharto dan Jokowi dari pemilihan lokasi, penerapan teknologi, dan pelibatan warga lokal.
"Berikutnya itu mengenai tadi manejemen rantai pasoknya. Jadi, berebutan pada produksi begitu, tetapi sarana produksinya enggak disiapkan," kata Rokhmin. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Food Estate
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan