jpnn.com, NUSA DUA - Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Dyah Roro Esti berharap seluruh parlemen di dunia dapat mendorong akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat di berbagai wilayah.
Sebab menurutnya, TIK memainkan peran penting di tingkat global dalam menjembatani interaksi guru dan murid, apalagi selama masa pandemi.
BACA JUGA: Di IPU ke-144, Puan Singgung Kemerdekaan Palestina dan Gencatan Senjata di Ukraina
"Khususnya dalam proses belajar mengajar dengan sebagian besar kampus dan sekolah ditutup untuk menghindari penularan penyakit," kata Roro dalam diskusi Standing Committee on Sustainable Development, Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali International Conversation Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin (21/3).
Dia mengatakan akses terhadap TIK telah membawa manfaat dalam memulihkan sektor pendidikan, meningkatkan produktivitas, efisiensi, penghematan biaya, mengurangi limbah produk serta bahan kimia, mengukir dan menganalisis sumber daya dan juga melacak kemajuan.
BACA JUGA: BKSAP Dorong IPU ke-144 di Bali jadi Momentum Perkuat Kerja Sama Bilateral
"Semua itu dapat membantu meminimalkan dampak lingkungan," ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu juga menekankan sangat pentingnya digitalisasi untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
BACA JUGA: BKSAP Siap Bawa Masukan Peserta Lomba Orasi Bintang Orator ke Sidang IPU
Meski demikian, Roro melihat ada beberapa isu yang perlu diperhatikan terkait TIK, di antaranya masalah infrastruktur pendukung TIK yang terjangkau untuk semua orang.
"Mengingat ketersediaan sarana TIK bergantung pada kapasitas ekonomi masing-masing negara yang tentunya berbeda-beda," ungkapnya.
Karena itu, Roro memandang perlunya memiliki semacam standar yang dapat digunakan sebagai referensi umum mengenai masalah ini.
Dalam rapat komite IPU ini, Roro mewakili Parlemen Indonesia mendorong seluruh parlemen agar memprioritaskan aspek ketersediaan, aksesibilitas dan keterjangkauan dalam hal proliferasi infrastruktur digital agar dapat dimanfaatkan bagi seluruh masyarakat dunia.
"Hal ini agar ketimpangan bisa dijembatani, sehingga kita dapat memastikan bahwa TIK dan pendidikan dapat diakses oleh semua orang," usulnya.
Selain itu, Parlemen Indonesia juga mendorong setiap pemerintah di berbagai negara agar turut memastikan lingkungan daring yang aman, kondusif dan tidak diskriminatif serta sesuai untuk proses belajar mengajar.
"Kami juga harus mendorong pemerintah untuk mengembangkan kemitraan tidak hanya dengan badan PBB tetapi juga dengan industri dan bisnis untuk mempercepat keputihan sistem pendidikan pascapandemi," pungkasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi