jpnn.com, JAKARTA - Pemprov DKI ternyata tidak punya pemasukan yang cukup untuk membiayai rencana belanja tahun depan. Ada selisih Rp 10 triliun antara rancangan anggaran belanja dengan proyeksi pendapatan.
"Berdasarkan rapat-rapat komisi (DPRD) itu terungkap angka (belanja) Rp 97 triliun. Tetapi kemampuan keuangan daerah kami, setelah kami hitung, itu ada di Rp 87 triliun. Jadi masih ada selisih Rp 10 triliun," kata Sekda DKI Saefullah di DPRD, Kamis (21/11).
BACA JUGA: Pemprov DKI Pecat 12 Anggota Satpol PP Pembobol Bank
Saefullah mengatakan, selisih yang ditemukan dari hasil penghitungan kemampuan keuangan oleh DPRD DKI Jakarta 2020 akan kembali disisir bersama seluruh jajaran SKPD.
Penyisiran dilakukan dalam Rapat Badan Anggaran pekan depan. Diharapkan setelah tahapan ini tidak ada lagi selisih antara pendapatan dan pengeluaran.
BACA JUGA: PSI: Pernyataan Disdik DKI Mengonfirmasi Pengurangan Anggaran Rehab Sekolah
"Program boleh banyak, angan-angan boleh banyak, rencana boleh banyak, tapi pada akhirnya adalah kata kuncinya kemampuan," kata Saefullah.
Terkait pembahasan anggaran 2020 yang akan molor hingga pertengahan Desember 2019, Saefullah mengaku belum tahu namun tetap mendukung pembahasan anggaran hingga akhir.
BACA JUGA: DPRD DKI Setuju Anggaran Revitalisasi Trotoar Rp 1 Triliun
Menanggapi temuan selisih Rp 10 triliun itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik mendukung adanya penyisiran terakhir dalam rapat Badan Anggaran.
"Tentu akan ada penghapusan di sektor sektor yang tidak terlalu penting. Misalnya renovasi kantor kelurahan yang berstandar, kita tanya masih bisa dipake tidak, kalau bisa yaudah ditunda tahun depan," kata Taufik. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil