RAPBN 2015 Rp 2.019,9 T, Beri Ruang Pemerintahan Baru

Jumat, 15 Agustus 2014 – 17:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015 mencapai Rp2.019,9 triliun.

Ini disampaikannya saat membacakan pidato Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2015 beserta Nota Keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR-RI, di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).

BACA JUGA: BUMN Karya Bakal Bersinar Tahun Depan

Postur itu terdiri dari  belanja pemerintah pusat  Rp1.379,9 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp640,0 triliun.

Berbeda dengan Nota Keuangan dan RAPBN tahun-tahun sebelumnya, menurut Presiden, Nota Keuangan dan RAPBN tahun 2015 disusun oleh pemerintahan yang mengemban amanah saat ini, untuk dilaksanakan oleh pemerintah baru hasil Pemilu tahun 2014.

BACA JUGA: Jero Wacik Curhat Sulit untuk Menaikkan Harga BBM

Oleh karena itu, penyusunan anggaran belanja Kementerian Negara dan Lembaga (K/L) dalam RAPBN 2015 masih bersifat baseline. Di mana substansi utamanya hanya memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

“Saya berharap, langkah ini dapat memberikan ruang gerak yang luas bagi pemerintah baru, untuk melaksanakan program-program kerja yang direncanakan,” kata Presiden SBY dalam Rapat Paripurna tersebut.

BACA JUGA: Perjuangkan Nelayan Dapatkan Solar Bersubsidi

Secara garis besar, Presiden menyampai postur RAPBN 2015 adalah total pendapatan negara Rp1.762,3 triliun. Ini terdiri dari penerimaan perpajakan Rp1.370,8 triliun, PNBP  Rp388,0 triliun dan penerimaan hibah Rp3,4 triliun. Sementara itu, total belanja negara mencapai sebesar Rp2.019,9 triliun.

“Dengan demikian, defisit anggaran dalam RAPBN 2015 adalah Rp257,6 triliun atau 2,32 persen terhadap PDB, turun dari defisit APBNP 2014 sebesar 2,4 persen terhadap PDB,” kata Presiden.

Setelah tanggal 20 Oktober mendatang, Presiden meyakini, pemerintah baru akan memiliki ruang dan waktu yang cukup untuk memperbaiki anggaran dan memasukkan berbagai program yang akan dilaksanakan 5 tahun mendatang.

Selain itu, Presiden menyatakan nantinya ada sejumlah asumsi dasar ekonomi makro yang menjadi landasan bagi penyusunan arah program kerja dan kebijakan di tahun 2015 di pemerintahan mendatang, yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diharapkan mencapai 5,6 persen.

2. Asumsi inflasi pada tahun 2015 dijaga pada kisaran 4,4 persen.

3. Nilai tukar Rupiah dalam tahun 2015 diperkirakan akan terjaga dan bergerak relatif stabil pada kisaran Rp11.900 per dolar Amerika Serikat.

4. Berkaitan dengan asumsi suku bunga. Dengan mempertimbangkan agar Surat Utang Negara tetap memiliki daya tarik yang tinggi bagi investor dan juga memperhitungkan risiko peningkatan suku bunga di Amerika Serikat, maka rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, diasumsikan pada tingkat 6,2 persen.  

5. Asumsi rata-rata harga minyak mentah Indone-sia diperkirakan sebesar 105 dollar AS per barel.

6. Lifting minyak mentah diperkirakan dapat meningkat secara bertahap mencapai sekitar 845 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1.248 ribu barel setara minyak per hari. (flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuisisi Perusahaan Publik Maksimal 80 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler