jpnn.com - JAKARTA - Raut wajah lelah Suliongto Susanto makin lelah. Usai dua bulan mendampingi perawatan ayahnya yang terserang kanker lambung di Rumah Sakit (RS) Dharmais, Palmerah, Jakarta Barat, kini dia harus berurusan dengan kepolisian.
Bukan karena persoalan hukum, tapi Susanto menjadi korban kejahatan. Ketika sedang menunggui ayahnya di ruang tunggu ICU (intensive care unit), pria berusia 30 tahun ini kehilangan tas miliknya yang dicuri dua pria.
BACA JUGA: Peringati Hari Ibu, Gelar Senam Sehat dan Bakti Sosial
"Telepon genggam, dompet yang berada di dalam tas, semuanya diambil pencuri saat semua orang tertidur lelap,” ucapnya saat ditemui di Markas Polsek (Mapolsek) Palmerah, Minggu (20/12).
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB itu ternyata bukan hanya menimpa Susanto saja. Beberapa warga yang menginap di rumah sakit milik pemerintah itu juga jadi korban.
BACA JUGA: DPRD: Serapan Anggaran DKI 2015 Hanya 53 Persen
Tapi, aksi para pelaku berhasil diungkap berkat peran salah satu satpam rumah sakit, Rojudin (40). Bersama lima anggota satpam lainnya, dia melakukan penyergapan di pintu keluar lift lantai satu terhadap pelaku pencurian tersebut.
Pelaku penggasakan barang-barang berharga milik warga yang menunggui orang sakit itu adalah dua orang pria. Satu orang berbadan kurus, dan satu orang lagi gemuk, juga tinggi-besar. "Kedua pelaku berjaket gelap,” terang Rojudin.
BACA JUGA: Tidak Persoalkan Ancaman Demo, Ahok: Metromini Sudah Keterlaluan
Penyergapan itu dilakukan lima petugas, setelah satpam cuirga memantau gerak-gerik keduanya lewat kamera circuit close television atau CCTV. "Di monitor itu kami curiga dengan gerakan dua pria yang terus mondar-mandir. Terlihat jelas, seluruh tas keluarga pasien di ruang tunggu lantai tiga itu digeledah. Pelaku mengambil barang berharga,” ujar Rojudin juga.
Tapi penangkapan dua pelaku saat keluar lift berlangsung alot. Lantaran pelaku yang bertubuh gemuk tiba-tiba mengeluarkan senjata api jenis colt dari balik pinggangnya. ”Sambil menenteng pistol berwarna keperakan itu, dia ngaku anggota. Gak bilang dari polisi atau dari mana. Mereka terus berontak dan ngotot tidak mau kami amankan,” kata Rojudin.
Setelah berhasil dibujuk, kedua pelaku berperawakan garang itu diamankan. Kemudian, kata Rojudin juga, petugas memastikan pencurian itu ke keluarga pasien yang berada di lantai tiga. Di ruang tunggu ICU, lebih dari lima orang mengaku kehilangan barang berharga yang tersimpan di dalam tas.Termasuk Suliongto yang kehilangan dompet berisi uang Rp 200 ribu, berikut dua handphone dengan merk Samsung Grand Dua, dan Blackberry Gemini.
"Ternyata yang lain juga merasa kehilangan. Ada Tab, handphone, juga dompet,” katanya.
Sebelumnya kepada satpam, kedua pelaku bersikukuh merasa tidak mengambil berang berharga keluarga pasien. Pelaku juga menolak digeledah. Hingga akhirnya, pengelakan mereka tersingkap saat salah satu pelaku berlama-lama di dalam kamar kecil. "Saat pintu WC itu kita dobrak. Ternyata, di situ pelaku sedang berusaha membuang dompet dan handphone ke kloset. Pantas saja di dalam (WC) itu kok buang air kecil lama banget,” ucap Rojudin.
Kedua pencuri itu tak berkutik. Sejumlah keluarga pasien yang geram menghakimi pelaku dengan pukulan. Kini, kasus pencurian di rumah sakit khusus kanker itu ditangani Polsek Metro Palmerah. "Kedua pelaku sudah kami amankan. Saat ini masih kami periksa, karena diduga masih ada satu rekannya yang masih membawa lari barang hasil curian,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Merah Palmerah, AKP Poltar.
Dia menjelaskan, kasus pencurian di rumah sakit memang sering terjadi. Pelaku menyasar target barang berharga keluarga pasien yang mendampingi rawat inap. Modus yang mereka lancarkan ini memanfaatkan kelengahan korban. Pelaku mengenal persis, keluarga pasien membawa uang dan barang berharga lainnya.
"Mereka (pelaku) berpura-pura sebagai keluarga pasien. Kepada petugas keamanan, mereka mengaku ada sanak saudaranya yang dirawat,” kata Poltar. (ibl/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berantas Sopir Tembak, Dishub Diminta Belajar dari Taksi
Redaktur : Tim Redaksi