Ketika petugas satwa liar menembak mati buaya air asin sepanjang 4,2 meter di dekat komunitas yang sudah dianggap sebagi rumah sendiri, Kathleen Walker menelepon saudara perempuannya untuk menyampaikan berita duka dengan hati yang hancur.

Buaya itu telah membunuh seekor anjing peliharaan setelah menyerang pemilik anjing di dekat Sungai Bloomfield.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Setidaknya 43 Orang Tewas dalam Tabrakan Kereta di Yunani

Insiden tersebut yang terekam dalam rekaman video kemudian tersebar di dunia online, dengan durasi sekitar satu menit.

Tapi bagi masyarakat adat Kuku Yalanji di kawasan tersebut, kesedihan mereka akan berlangsung lebih lama.

BACA JUGA: Masa Berlaku Visa Untuk Lulusan Australia Diperpanjang, Ini Reaksi dari Lulusan Asal Indonesia

"Kita semua seperti satu keluarga," kata Bibi Kathleen dari Wujal Wujal, sekitar 160 kilometer sebelah utara Cairns.

"Rasanya seperti kakak laki-laki saya yang tertembak, atau mungkin putra saya atau sepupu saya."

BACA JUGA: Cerita dari Mereka yang Sakit Hati Setelah Perusahaan Kecerdasan Buatan Melakukan Update

Departemen Lingkungan dan Sains tidak ragu dan merasa perlu untuk mengeluarkan buaya dari sungai setelah serangan terjadi.

Mereka khawatir buaya tersebut nantinya akan menanggap manusia sebagai sumber makannya setelah menyerang pria.

Bibi Kathleen sebenarnya lebih suka jika buaya dipindahkan daripada dibunuh.

Ia mengatakan rasa hormat yang lebih besar terhadap satwa liar dan keinginan masyarakat pribumi sebenarnya bisa mencegah tindakan apa pun.

"Masyarakat harus menghormati dan mendengarkan, karena kami, orang kulit hitam, mencoba dan membantu, serta mengatakan kepada orang-orang, agar tidak disakiti oleh buaya," katanya.

"Sekarang buaya itu sudah tidak ada, mati ditembak, dan kami sangat sedih melihatnya."

"Jika Anda pergi berenang, mengganggu mereka, itulah yang akan dilakukan buaya, mereka akan menggigitmu."

Bibi Kathleen mengatakan ia khawatir ketiadaan buaya akan menyebabkan reptil lain datang, yang perilakunya belum dikenal oleh para warga Pribumi Australia.

"Saya khawatir dengan anak-anak sekarang," katanya.'Orang-orang tidak mendengarkan'

Pihak berwenang sudah mengingatkan warga tentang pentingnya keselamatan sejak serangan buaya pekan lalu, ketika pria tersebut digigit.

Sejak itu, sebuah video Instagram yang tidak terkait, menayangkan seorang pria melompat ke tempat yang diberi judul "perairan yang dipenuhi buaya" di Queensland Utara.

Video tersebut menuai kritik dari para pakar konservasi lingkungan.

Francis Walker, saudara perempuan Bibi Kathleen, yang juga manajer tur di kawasan Bloomfield, mengatakan para pemandu sering kali harus memperingatkan pengunjung agar tidak menunjukkan prilaku yang berisiko di sekitar sungai, air terjun, serta untuk menghormati tempat-tempat suci.

"Ketika kami di sana, kami melihat orang-orang dan mengatakan, 'Jangan berenang, baca peringatannya' tetapi dalam banyak kasus, orang tidak mendengarkannya," katanya.

"Apa yang kita lakukan? Kita bisa memasang banyak papan tentang tempat-tempat keramat, papan peringatan buaya, tapi ini semua kembali ke tingkat pendidikan pengunjungnya."

Francis mengatakan pengunjung harus meminta informasi keselamatan kepada suku Pribumi Aborigin saat berada di pedesaan.

"Kami tahu beberapa totem kami berbahaya, tetapi kami sudah lama tinggal di sini dan kami tahu di sungai kami ada buaya," katanya.

"Dan ya, jumlah buaya di sungai telah meningkat, tapi kami masih sangat menghormati. Kami masih berburu dan berkumpul di sepanjang sungai."

"Bama [orang Aborigin] masih melakukannya, itulah gaya hidup kami."

"Dan selalu menyenangkan, sesekali, melihat buaya melintas, melakukan kebiasaan mereka. Kami melakukan kebiasaan kami."

"Dibutuhkan orang ... untuk bisa membawa pola pikir yang berbeda tentang bagaimana orang memandang buaya."

Cynthia Lui, seorang anggota parlemen negara bagian yang banyak pemilihnya di Cook termasuk Bloomfield, mengatakan "perlu ada diskusi lebih lanjut" tentang bagaimana mencegah orang "menempatkan diri mereka dalam situasi berbahaya."

"Tidak ada yang ingin melihat nyawa hilang dan, tentu saja, ada hewan peliharaan yang terlibat dalam hal ini dan buaya," kata Cynthia.

"Akan selalu ada buaya di sistem sungai kita, itu wajar."

Serangan buaya minggu lalu adalah yang pertama terjadi pada manusia di Queensland sejak November 2021.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Vanuatu Diterjang Angin Kencang dan Hujan Lebat

Berita Terkait