PADANG--Sungguh malang nasib orang kecil di negeri ini. Sudahlah penyaluran bantuan kompensasi kenaikan BBM acak adut, pemberian beras untuk rakyat miskin (raskin) juga tak kalah mengecewakan. Kualitas raskin yang mereka beli berkutu, berdebu dan berwarna merah.
"Debunya banyak, Pak. Jika dimasukkan tangan ke dalamnya, debunya langsung lengket. Bahkan bisa dijadikan untuk bedak muka biar muka memutih. Kalau ditanak, berbau dan rasanya berbeda," kata warga Seberangpadang, M Idris, kepada anggota Komisi IV DPRD Padang, Selasa (25/6).
Dia pernah membersihkan beras dalam karung 15 kilogram. Setelah dibersihkan, yang bersih hanya 1 kg dalam sekarung. "Tidak ada pilihan lagi, dengan kondisi ekonomi seperti ini, terpaksa dibeli juga," keluhnya.
"Meski berdebu dan rasanya ndak enak, ya tetap makan beras ini. Mau beli beras premium mana ada uang," ujarnya.
Harga raskin Rp 2.000/kg. Kalau beras premium harganya di atas Rp 8.000/kg. "Walau kualitasnya jelek, tetap dibeli masyarakat karena tidak punya uang beli beras yang bagus," aku Kasi Kesos Lurah Seberangpadang, Irdawati dan Kasi Kesos Lurah Simpangharu, Efri Yetmi.
Stok beras raskin di Kelurahan Simpangharu telah habis didistribusikan. Sementara di Seberangpadang, mendapat jatah raskin 5,05 ton setiap bulan.
Ketua Komisi IV, Azwar Siry mengakui kualitas raskin sangat jelek. "Kita harap raskin yang disalurkan ke warga miskin yang layaklah. Kita akan diskusi dengan Bulog karena ini kewenangan pemerintah pusat," ujarnya didampingi anggota komisi lainnya.
Kepala Divre Bulog Sumbar, Abdullah Jawas ketika dikonfirmasi, menyebut raskin itu layak konsumsi. "Itu (raskin, red) beras medium dan layak konsumsi," ungkapnya.
Jika ditemukan satu atau dua karung raskin yang tidak baik, dia berdalih masih dalam kewajaran. "Kami berjanji jika ada masyarakat yang melaporkan atau menyampaikan beras yang diterima tidak layak, Bulog segera melakukan pergantian," tegasnya.
Bulog Sumbar mengelola 4,2 ribu ton raskin setiap bulan. Saat ini stok beras di gudang Bulog Sumbar mencapai 24 ribu ton, cukup untuk stok sebulan ke depan.
"Dalam waktu dekat, akan ada penambahan stok sekitar 5 ribu ton. Ada beras lokal Sumbar, lokal Indonesia dan impor. Untuk beras lokal Sumbar, Bulog hingga sekarang telah membeli 4,7 ton beras. Selebihnya beras lokal seperti dari Jawa, dan 5 ribu ton beras impor," katanya. (ek)
"Debunya banyak, Pak. Jika dimasukkan tangan ke dalamnya, debunya langsung lengket. Bahkan bisa dijadikan untuk bedak muka biar muka memutih. Kalau ditanak, berbau dan rasanya berbeda," kata warga Seberangpadang, M Idris, kepada anggota Komisi IV DPRD Padang, Selasa (25/6).
Dia pernah membersihkan beras dalam karung 15 kilogram. Setelah dibersihkan, yang bersih hanya 1 kg dalam sekarung. "Tidak ada pilihan lagi, dengan kondisi ekonomi seperti ini, terpaksa dibeli juga," keluhnya.
"Meski berdebu dan rasanya ndak enak, ya tetap makan beras ini. Mau beli beras premium mana ada uang," ujarnya.
Harga raskin Rp 2.000/kg. Kalau beras premium harganya di atas Rp 8.000/kg. "Walau kualitasnya jelek, tetap dibeli masyarakat karena tidak punya uang beli beras yang bagus," aku Kasi Kesos Lurah Seberangpadang, Irdawati dan Kasi Kesos Lurah Simpangharu, Efri Yetmi.
Stok beras raskin di Kelurahan Simpangharu telah habis didistribusikan. Sementara di Seberangpadang, mendapat jatah raskin 5,05 ton setiap bulan.
Ketua Komisi IV, Azwar Siry mengakui kualitas raskin sangat jelek. "Kita harap raskin yang disalurkan ke warga miskin yang layaklah. Kita akan diskusi dengan Bulog karena ini kewenangan pemerintah pusat," ujarnya didampingi anggota komisi lainnya.
Kepala Divre Bulog Sumbar, Abdullah Jawas ketika dikonfirmasi, menyebut raskin itu layak konsumsi. "Itu (raskin, red) beras medium dan layak konsumsi," ungkapnya.
Jika ditemukan satu atau dua karung raskin yang tidak baik, dia berdalih masih dalam kewajaran. "Kami berjanji jika ada masyarakat yang melaporkan atau menyampaikan beras yang diterima tidak layak, Bulog segera melakukan pergantian," tegasnya.
Bulog Sumbar mengelola 4,2 ribu ton raskin setiap bulan. Saat ini stok beras di gudang Bulog Sumbar mencapai 24 ribu ton, cukup untuk stok sebulan ke depan.
"Dalam waktu dekat, akan ada penambahan stok sekitar 5 ribu ton. Ada beras lokal Sumbar, lokal Indonesia dan impor. Untuk beras lokal Sumbar, Bulog hingga sekarang telah membeli 4,7 ton beras. Selebihnya beras lokal seperti dari Jawa, dan 5 ribu ton beras impor," katanya. (ek)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Sumut Setuju Simalungun Mekar
Redaktur : Tim Redaksi