JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai masih tetapnya rating yang diberikan lembaga pemeringkat utang internasional Standard and poor Service (S&P), akibat harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang belum bisa disesuaikan.
"Kemarin kan APBNP kita walaupun secara umum baik tapi kan harga BBM nya belum bisa disesuaikan.Jadi dapat dipahami," ujar Agus di Jakarta, Senin (23/4).
Menurutnya, S&P masih perlu melakukan pengamatan yang lebih mendalam baik dari sisi ekonomi, politik, sosial, dan lainnya. Dimana, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sudah mencoba menjelaskan keadaan di dalam negeri.
"Mungkin mereka masih ingin melihat bagaimana kita mengendalikan subsidi dan bagaimana kita menjaga penerimaan negara tumbuh dengan berkesinambungan dan rencana renegosiasi kontrak," ungkapnya.
Kendati demikian, Agus optimis dampak tidak dinaikannya rating utang Indonesia menjadi invesment grade, tidak akan mengganggu kondisi ekonomi makro Indonesia.
"Saya rasa enggak yah (mengganggu perekonomian), karena saya bisa paham untuk perusahaan rating di tengah kondisi ekonomi dunia saat ini, mereka sangatlah berhati-hati untuk menetapkan upgrade,"jelasnya.
Seperti diketahui, S&P memutuskan untuk tidak menaikan peringkat Indonesia menjadi layak investasi (investment grade). Pasalnya, dalam pernyataannya S&P mengkonfirmasi peringkat utang Indonesia tetap berada pada level BB+ dengan outlook positif. (Naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingginya DP Pengaruhi Kredit Multifinance Bakal
Redaktur : Tim Redaksi