Ratu Inggris hingga Bono Terseret Skandal Paradise Papers

Selasa, 07 November 2017 – 06:36 WIB
Ratu Elizabeth II. Foto: AFP

jpnn.com, LONDON - Sekitar 18 bulan setelah kasus Panama Papers, kini muncul Paradise Papers. Sama dengan pendahulunya, sekitar 13,4 juta dokumen yang dipublikasikan berbagai media pada Minggu (5/11) itu berisi daftar nama orang kaya, pesohor, dan perusahaan-perusahaan besar yang mengakali pajak.

Ada Ratu Elizabeth II dalam deretan nama tersebut. Di dokumen itu disebutkan bahwa pemimpin monarki Inggris tersebut menginvestasikan sekitar 10 juta pound sterling (sekitar Rp 177,23 miliar) kekayaannya di dua wilayah bebas pajak. Yakni, Kepulauan Cayman dan Bermuda.

BACA JUGA: Edit Foto Ratu Inggris, Rihanna Dianggap Kurang Ajar

International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) melaporkan, investasi itu terjadi pada 2004 dan 2005 atas nama Duchy of Lancaster, lembaga yang mengelola aset Kerajaan Inggris.

Kemarin, Senin (6/11), Duchy of Lancaster menegaskan bahwa seluruh investasi yang mereka lakukan atas nama sang ratu dinyatakan legal. Mereka mengakui bahwa sejumlah investasi memang ditanam di luar negeri.

BACA JUGA: Kisah Produser U2 Jualan CD di KFC Indonesia

’’Kami mengelola banyak investasi. Tidak semuanya di dalam negeri. Ada juga yang di luar negeri. Tapi, semua sah dan melewati proses audit,’’ terang jubir Duchy of Lancaster.

Sayangnya, Duchy of Lancaster tidak menyebutkan secara spesifik di mana investasi atas nama Elizabeth itu mereka tanamkan.

BACA JUGA: ELL: Bagaimana Anda Merayakan Ulang Tahun

Dalam Paradise Papers disebutkan bahwa ibunda Pangeran Charles tersebut juga memiliki investasi 3.200 pound sterling (sekitar Rp 56,6 juta) di BrightHouse. Namun, laporan yang kali pertama disebarluaskan Süddeutsche Zeitung itu belum terkonfirmasi.

BrightHouse merupakan ritel elektronik dan barang kebutuhan rumah tangga yang menuai banyak kecaman. Sebab, gerai tersebut mengkreditkan barang-barang dagangannya kepada konsumen dengan bunga tinggi. Harga jual BrightHouse jauh lebih tinggi daripada harga pasaran.

Selama ini Elizabeth selalu membayar pajak pendapatan yang diperolehnya dari banyak perusahaan dan kekayaan yang dimilikinya.

Selain properti mewah dan benda seni bernilai tinggi, ratu mengoleksi permata. Perempuan 91 tahun itu juga tercatat sebagai pemilik resmi beberapa angsa di Sungai Thames.

Selain Elizabeth, dalam dokumen yang bersumber dari data Appleby (Bermuda) dan Asiaciti Trust (Singapura) tersebut ada nama Bono.

Pentolan band U2 itu dikabarkan menggunakan perusahaan di Malta untuk membeli saham salah satu pusat perbelanjaan di Lithuania. Seperti Bermuda, Malta tercatat sebagai salah satu negara yang aturan pajaknya sangat longgar.

Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross juga disebut-sebut menanamkan saham pada perusahaan perkapalan milik salah seorang kroni Presiden Rusia Vladimir Putin.

Selain individu, beberapa nama perusahaan besar tertulis dalam dokumen yang bocor tersebut. Di antaranya, Nike dan Apple. Dua perusahaan itu menerapkan skema khusus untuk menghindari pajak.

’’Fakta tentang pajak dan teritori yang menjadi surga pajak orang-orang kaya itu membuktikan bahwa hanya ada satu aturan yang berlaku bagi kaum superkaya dan rekan-rekan mereka. Yakni, hindari,’’ kata Ketua Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn.

Para politikus dari kubu oposisi Inggris sepakat dengan Corbyn. Mereka mendesak pemerintah memperketat aturan tentang perusahaan-perusahaan cangkang yang hanya dijadikan kedok tersebut.

Namun, Perdana Menteri (PM) Theresa May menyatakan bahwa Inggris punya mekanisme untuk menarik pajak dari perusahaan-perusahaan cangkang tersebut.

’’Kami bekerja sama secara intensif dengan pihak-pihak asing untuk mengetati pajak. Yang paling penting adalah transparansi,’’ ujarnya.

Terkait dengan perusahaan cangkang milik Elizabeth di Bermuda, PM Bermuda David Burt menolak bertanggung jawab. Menurut dia, semua itu murni urusan Inggris. (AP/Reuters/CNN/BBC/hep/c14/any)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler