Ratusan Aktivis dan Penyair Rayakan 60 Tahun Wiji Thukul, Begini Ajakannya

Sabtu, 26 Agustus 2023 – 21:29 WIB
Ratusan aktivis yang tergabung dalam Koalisi Melawan Lupa mengadakan acara syukuran 60 tahun Wiji Thukul bertajuk "Selamat Ulang Tahun Wiji Thukul, Kau Di Mana?” di Galeri Nasional Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8). Foto: Dok. Koalisi Melawan Lupa

jpnn.com, JAKARTA - Ratusan aktivis yang tergabung dalam Koalisi Melawan Lupa mengadakan acara syukuran 60 tahun Wiji Thukul bertajuk "Selamat Ulang Tahun Wiji Thukul, Kau Di Mana?” di Galeri Nasional Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).

Mereka kompak mengenakan kaus hitam bergambar Wiji Thukul dan bertuliskan Koalisi Melawan Lupa: Orang Baik Tidak Pilih Penculik.

BACA JUGA: Yang Muda Melawan Lupa: Konser Tribute untuk Aktivis Korban Penculikan Digelar Malam Ini

Berbagai rangkaian kegiatan dilakukan dalam acara ini. Mulai dari puisi hingga musik dibawakan oleh teman-teman penyair dan musisi yang pernah berjuang bersama Wiji Thukul.

Salah satunya Usman Hamid, mantan aktivis yang saat ini menjabat Direktur Eksekutif Amnesty Internasional.

BACA JUGA: Profil Gunawan Maryanto, Pemeran Wiji Thukul di Film Istirahatlah Kata-Kata

Mantan Aktivis Partai Rakyat Demokratik yang juga anggota Dewan Penasihat Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Wilson mengatakan acara ini dilakukan untuk memberikan pesan kepada penguasa bahwa kasus penculikan Wiji Thukul dan kawan-kawan belum selesai.

“Iya, sebetulnya iktikad dari penguasa saja, karena sudah ada rekomendasi dari DPR tahun 2009. Ada dua yang penting. Salah satunya membentuk tim pencarian untuk aktivis yang hilang, tetapi Pak Presiden SBY tidak mau melakukan itu semua. Tinggal Pak Presiden Jokowi, tidak berani melaksanakan rekomendasi DPR tersebut. Malah dia merangkul Prabowo Subianto,” kata Wilson.

BACA JUGA: Fajar Merah Rilis Album Dia Ingin Jadi Peluru, Persembahan untuk Wiji Thukul

Dalam kesempatan ini, Wilson juga menyinggung soal dukungan eks Ketum PRD, Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo Subianto.

“Mungkin sebagai Demokrat, saya menghargai, tetapi khusus Budiman Sudjatmiko ini berbeda selaku eks Ketum PRD (Partai Rakyat Demokratik). Pertama adalah prabowo adalah dalang hilangnya aktivis 98 dan budiman adalah ketua PRD pada saat itu. Jadi secara moral, politik, bagaimana mungkin kamu merangkul capres yang menculik kawanmu sendiri,” tegas Wilson.

“Pada Pilpres sebelumnya, Ikohi memiliki sikap untuk jangan memilih penculik,” kata Wilson.

Sementara itu, Usman Hamid yang ditemui seusai acara mengatakan perjuangan untuk mencari kebenaran dari kawan-kawan yang hilang harus terus digelorakan. Dalang dibalik operasi penghilangan para aktivis juga harus diusut tuntas.

“Saya kira banyak yang punya pertanyaan yang sama. Bagi saya mereka (aktivis korban penculikan) seperti bunga-bunga yang terpaksa layu. Tapi perjuangan untuk mencari mereka jangan berhenti,” tegas Wilson.

Nama Wiji Thukul dikenal publik berkat puisi-puisinya yang lantang mengkritik otoriterianisme Orde Baru dan tekadnya memperjuangkan hak kelompok marginal.

Perjuangan Wiji Thukul membuatnya dihilangan paksa yang membuat keberadaanya tidak diketahui hingga kini.

Sebelum menghilang, Wiji Thukul juga menjadi buronan yang membuat dirinya harus bersembunyi dan berpindah-pindah tempat agar tidak ditangkap aparat.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler