Data baru mengungkapkan, sepanjang tahun lalu, ratusan anak Australia yang diasuh di tempat penampungan negara mengalami penganiayaan. Hal ini memicu keprihatinan yang mendalam dari Komisioner Perlindungan Anak Australia, Megan Mitchell.

Dalam laporan tahunan tentang efisiensi dan efektivitas layanan pemerintah, Komisi Produktivitas mencatat, ada ratusan kasus di mana anak-anak dalam pengasuhan negara menjadi korban penganiayaan atau kekerasan seksual/fisik.

BACA JUGA: Inilah ‘Thread’, Aplikasi Ponsel yang Berfungsi Pantau Keselamatan Anak

Megan mengatakan, 41.000 anak-anak Australia dalam pengasuhan negara mengalami penderitaan yang cukup banyak.

"Sangat memprihatinkan bahwa anak-anak yang paling rentan dalam masyarakat, harus menjadi korban penganiayaan di saat mereka justru menjadi tanggungan negara dan harusnya terbebas dari situasi kekerasan," sebutnya.

BACA JUGA: Politisi Australia Gabung Pejuang Kurdi Lawan ISIS

Dengan jumlah anak dalam pengasuhan negara mencapai rekor yang tinggi, Megan mengatakan, jumlah penganiayaan harus dikurangi.

BACA JUGA: Peneliti Australia Temukan Cara Atasi Alergi Kacang

"Kita perlu berinvestasi dalam solusi pengasuhan anak-anak yang permanen dan stabil, sehingga kasus ini tak terjadi lagi - dan mereka akhirnya berada di lingkungan dan keluarga yang kuat. Kita perlu melakukannya dengan dua cara," ungkapnya.

Ia lantas menuturkan, "Satu, untuk benar-benar berinvestasi dalam keluarga yang sedang berjuang untuk mengatasi masalah tersebut sehingga mereka bisa menciptakan lingkungan yang aman untuk mengasuh anak-anak, dan di sisi lain, kita juga perlu melihat bagaimana kemungkinannya untuk bisa menempatkan lebih banyak anak dalam perawatan alternatif permanen seperti adopsi atau perwalian jangka panjang dengan keluarga lain."

Meskipun jumlah adopsi di Australia relatif rendah, Megan menyebut, ada peluang untuk meningkatkan jumlah anak yang diadopsi.

"Ini harus dilakukan dengan hati-hati dan selektif, tapi ketika sudah jelas bahwa hal itu adalah pilihan terbaik demi kepentingan anak, kita harus berusaha untuk mengejarnya," ujarnya.

Ia menambahkan, "Sayangnya, di Australia, kami punya sedikit sejarah dalam pengasuhan anak jangka panjang, dan ini benar-benar bukan situasi yang ideal ... dengan memakai sistem yang ada dan tak memiliki aturan pengasuhan jangka panjang yang stabil, mereka [anak-anak] lebih rentan terhadap kekerasan dan penelantaran serta bentuk lain dari kerusakan yang dapat menimpa mereka. "

Megan juga mengatakan, berpindah-pindah tempat penampungan sangat mengganggu bagi anak-anak.

"Agar anak-anak hidup normal, mereka harus tinggal dengan keluarga yang sama, membentuk ikatan yang kuat dengan keluarga itu, bisa bersekolah di tempat yang sama, membangun pertemanan, pergi ke tempat rekreasi dan pusat olahraga lokal," jelasnya.

"Ini adalah hal-hal yang memberikan stabilitas dan kepemilikan dalam hidup seorang anak," sambungnya.

'Australia membutuhkan lebih banyak pengasuh anak’

Keprihatinan Megan akan anak-anak Australia yang diasuh negara, juga dirasakan Sandie de Wolf, direktur eksekutif lembaga ‘Berry Street’.

"Ketika anak-anak dipisahkan dari keluarga mereka sendiri karena kekerasan, benar-benar tak bisa diterima jika mereka harus kembali mengalami kekerasan," katanya.

"Tapi satu hal yang kita hadapi adalah krisis dalam jumlah orang yang siap untuk menjadi pengasuh dan ... kita sangat membutuhkan lebih banyak pengasuh yang siap untuk mengambil alih pekerjaan yang benar-benar penting ini," sambungnya.

Megan mengatakan, investasi dalam bentuk dukungan bagi keluarga yang berjuang juga dibutuhkan.

"Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah berinvestasi di keluarga asal untuk memastikan bahwa mereka bisa mengasuh anak-anak mereka dengan baik atau jika itu tidak mungkin, aturan hukum lainnya untuk melindungi anak-anak," utaranya.

Ia melanjutkan, "Kita tahu bahwa sejumlah keluarga berjuang untuk mengatasi masalah dan seringkali dalam keluarga seperti ini, ada faktor-faktor seperti kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan zat terlarang dan kesehatan mental yang terganggu.

"Kita perlu mengidentifikasi keluarga-keluarga itu lebih dini dan bekerja sama dengan mereka, sebelum penganiayaan terjadi,” tambahnya.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelarian Malaysia Sirul Azhar Umar Ingin Bertahan di Australia

Berita Terkait