BACA JUGA: DPR Ingatkan Pihak-Pihak Usakti
Sehingga di saat anak-anak seusia mereka harusnya duduk di bangku sekolah, anak-anak di kawasan itu hanya bermain seperti anak terlantar.Hal itu disampaikan Kepala Pelabuhan (Kakanpel), Pieter Rumbino kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mimika, Ausilius You dalam dialog dengan warga sekitar pelabuhan Samudera, Mimika Timur.
“Saya merasa prihatin melihat anak-anak yang ada di sini (areal pelabuhan Samudra)
BACA JUGA: Kursi SNMPTN Masih Sisa Lebih 10 Kursi
Beberapa masyarakat yang hadir saat itu mengungkapkan, penyebab banyaknya anak-anak yang tidak sekolah di areal itu, selain jarak sekolah yang jauh, dan biaya transportasi yang mahal, juga adanya diskriminasi dari golongan tertentu (tempat sekolah berada) yang tidak menginginkan adanya anak-anak dari golongan lain (anak-anak di areal Pelabuhan Samudra) untuk bersekolah di tanah mereka
Ketua Rukun Tetangga (RT) 9 Adam Cir, yang hadir pada pertemuan itu mengharapkan bantuan dan dukungan dari kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan meminta agar pembangunan itu bisa direalisasikan dengan cepat
BACA JUGA: Mendiknas Luncurkan Sejuta Buku untuk Anak
Pemerhati pendidikan Anakletus Ngutra yang telah melakukan pendataan di tahun 2009 pada areal pelabuhan Samudra mengungkapkan, jumlah anak yang telah terdata mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) telah mencapai 111 anakUntuk itu, perlu adanya pembangunan gedung sekolah yang cukup besar untuk menampung mereka terangnya.
Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ausilius You, menyatakan keprihatinannya atas masalah yang dialami oleh generasi muda di areal Pelabuhan SamudraDia menghimbau kepada semua masyarakat khususnya orangtua yang hadir pada saat itu, untuk lebih memperhatikan dan membina anak mereka
“Gedung sekolah pasti akan dibangun, namun diharapkan kesabaran dari masyarakat karena rencana pembangunan ini akan melalui mekanisme yang cukup panjangSyukur jika pembangunan ini terlaksana pada tahun iniDan nantinya tidak boleh ada diskriminasi oleh golongan tertentu, meski wilayah sekolah nantinya berada di daerah golongan itu, anak-anak harus dipersatukan menjadi satu kesatuanKita membangun bersama untuk kepentingan kita bersama,”papar Ausilius.
Pada kesempatan itu pula, You mengangkat secara langsung Anakletus Ngutra sebagai kepala sekolah, menjadikan ruang tunggu di Pelabuhan Samudra akan dijadikan sebagai gedung sekolah sementara.(cr-68/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Tutup Mata, Kemdiknas Gelontorkan Rp 10,4 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi