RANGKAIAN operasi antipremanisme bersandi ”Operasi Kilat Jaya 2012” yang digelar Polres Metro Jakarta Timur menciduk anak punk dan preman sebanyak 131 orang. Seluruh sasaran itu dijaring dari jalanan di 39 titik berbeda. Operasi itu digelar serempak se-Indonesia menyusul maraknya aksi premanisme terutama di Ibu Kota. Dari jumlah tersebut, 11 orang ditahan karena terbukti melakukan tindak kejahatan.
Sedangkan 120 orang lainnya dikirim ke Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat, untuk dibina. Razia anak punk dan preman ini akan terus dilakukan selama sebulan ke depan bersama aparat Muspika Jakarta Timur. Kabag Humas Polres Metro Jakarta Timur Kompol Didik Haryadi, mengatakan sejumlah anak punk dan preman itu dijaring oleh petugas polres di tujuh titik rawan. Di antaranya di Terminal Pulogadung, Terminal Kampung Rambutan dan sejumlah titik lainnya.
Sedangkan di tingkat polsek, razia melibatkan jajaran muspika masing-masing. Dari 10 polsek yang ada, hanya Polsek Pulogadung dan unsur muspika setempat yang belum menggelar razia anak punk dan preman. Dari 11 preman yang diproses hukum karena terbukti melakukan tindak pidana, masing-masing dua orang dijerat pasal 368 KUHP tentang Pemerasan. Kemudian satu orang dijerat Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan, dua orang dijerat Undang-Undang Darurat No 12 Tahun 1951 karena membawa senjata tajam.
Selain itu, dua orang dijerat pasal 362 KUHP tentang pencurian dan empat orang lainnya dikenai pasal 170 KUHP karena melakukan pengeroyokan. ”Seluruh anak punk langsung dibina. Mereka juga kita ambil foto dan sidik jarinya. Sedangkan yang terbukti melakukan tindak pidana, kita proses sesuai hukum. Mereka umumnya wajah-wajah lama. Kami juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat, jika merasa terganggu oleh ulah preman atau anak punk, segera laporkan ke polsek terdekat,” terang Didik kemarin.
Sementara itu, Camat Duren Sawit, Wahyu Supriatna, mengaku berhasil menjaring 22 anak punk. Razia dilakukan 25 petugas gabungan dari unsur kecamatan, Satpol PP dan jajaran Polsektro Duren Sawit. Seluruh anak punk dan preman itu dikirim ke Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat. ”Mereka kami jaring di sejumlah titik. Yakni di perempatan Pangkalan Jati, perempatan Mc Donald Duren Sawit, fly over Pondokbambu, sekitar bioskop Buaran dan sejumlah titik lainnya,” cetusnya.
Wahyu menyebutkan, razia anak punk dan preman ini dilakukan karena kehadiran mereka membuat resah masyarakat. Yakni, mengamen di setiap perempatan jalan atau di dalam angkot dan cara meminta uangnya setengah memaksa. Sehingga kaum wanita merasa tidak nyaman saat berhadapan dengan anak-anak punk dan preman tersebut. (dni/ibl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Biro Hukum DKI Menyerah Hadapi Penyerobot Aset
Redaktur : Tim Redaksi