PURWOKERTO - Kenaikan harga BBM bersubsidi membuat pengusaha angkutan kota khawatir. Bahkan akibat kenaikan harga BBM, puluhan angkutan kota terancam tidak bisa berangkat.
"Lihat kondisinya nanti. Apakah masih memungkinkan tanpa ada sentuhan dari pemerintah," jelas Ketua Organda Kabupaten Banyumas, Sugiyanto.
Sugiyanto menyebut jumlah angkutan kota saat ini ada 340 unit. Namun, 170 unit diantarannya dalam kondisi membutuhkan peremajaan.
Akhir-akhir ini, kata dia, setidaknya 15 persen dari jumlah unit yang ada tidak beroperasi. Ini disebabkan karena kondisi angkutan kota yang sepi penumpang dan mobil yang rusak karena tidak diremajakan.
Kondisi yang sepi terlihat dari pemasukan yang terus menurun mencapai 50 persen. Begitu pula dengan besaran retribusi ke Kopata yang juga makin menipis.
"Untuk jalur bagus, seperti B1 dan B2, dari biasanya Rp 130 ribu, kini maksimal hanya Rp 70 ribu. Sementara retribusi saat ini maksimal hanya Rp 100 ribu, padahal sebelumnya bisa Rp 400 ribu," katanya.
Untuk itu, Sugiyanto khawatir jika kenaikan harga BBM subsidi bisa menambah jumlah angkutan yang tidak beroperasi. Jika ini terjadi, maka dia memprediksi 30 persen dari jumlah unit yang ada terancam tidak beroperasi.
"Bagaimana akan meremajakan kendaraan, jika pemasukan dari angkutan sudah tidak nutup," kata dia, seraya menyebut pemasukan rata-rata hanya Rp 40 ribu setiap hari.
Sugiyanto mengatakan, kenaikan harga BBM secara otomatis akan menaikkan tarif angkutan dan bisa berdampak pada makin sepinya penumpang. Sehingga Organda Kabupaten Banyumas tetap menunggu kesepakatan yang ada.
Namun ketika permohonan tidak dikabulkan, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan mogok operasi. "Tapi kita masih menunggu dari pemerintah. Kita tetap berkoordinasi dengan pengusaha dalam menghadapi kenaikan ini. Mau naik atau mogok," jelasnya.
Dituturkan Sugiyanto, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan transportasi umum. Sehingga penyediaan transportasi umum yang dipegang swasta seharusnya dibantu dan diperhatikan.
"Saat ini ada 600 unit AKDP dan 120 unit taksi yang kondisinya lebih baik dari angkutan kota," katanya. (azz)
"Lihat kondisinya nanti. Apakah masih memungkinkan tanpa ada sentuhan dari pemerintah," jelas Ketua Organda Kabupaten Banyumas, Sugiyanto.
Sugiyanto menyebut jumlah angkutan kota saat ini ada 340 unit. Namun, 170 unit diantarannya dalam kondisi membutuhkan peremajaan.
Akhir-akhir ini, kata dia, setidaknya 15 persen dari jumlah unit yang ada tidak beroperasi. Ini disebabkan karena kondisi angkutan kota yang sepi penumpang dan mobil yang rusak karena tidak diremajakan.
Kondisi yang sepi terlihat dari pemasukan yang terus menurun mencapai 50 persen. Begitu pula dengan besaran retribusi ke Kopata yang juga makin menipis.
"Untuk jalur bagus, seperti B1 dan B2, dari biasanya Rp 130 ribu, kini maksimal hanya Rp 70 ribu. Sementara retribusi saat ini maksimal hanya Rp 100 ribu, padahal sebelumnya bisa Rp 400 ribu," katanya.
Untuk itu, Sugiyanto khawatir jika kenaikan harga BBM subsidi bisa menambah jumlah angkutan yang tidak beroperasi. Jika ini terjadi, maka dia memprediksi 30 persen dari jumlah unit yang ada terancam tidak beroperasi.
"Bagaimana akan meremajakan kendaraan, jika pemasukan dari angkutan sudah tidak nutup," kata dia, seraya menyebut pemasukan rata-rata hanya Rp 40 ribu setiap hari.
Sugiyanto mengatakan, kenaikan harga BBM secara otomatis akan menaikkan tarif angkutan dan bisa berdampak pada makin sepinya penumpang. Sehingga Organda Kabupaten Banyumas tetap menunggu kesepakatan yang ada.
Namun ketika permohonan tidak dikabulkan, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan mogok operasi. "Tapi kita masih menunggu dari pemerintah. Kita tetap berkoordinasi dengan pengusaha dalam menghadapi kenaikan ini. Mau naik atau mogok," jelasnya.
Dituturkan Sugiyanto, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan transportasi umum. Sehingga penyediaan transportasi umum yang dipegang swasta seharusnya dibantu dan diperhatikan.
"Saat ini ada 600 unit AKDP dan 120 unit taksi yang kondisinya lebih baik dari angkutan kota," katanya. (azz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Angkot Langsung Naik
Redaktur : Tim Redaksi