BANDUNG- Ratusan buruh Pabrik PT Riki Putra Global Indo (RPGI) di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung tiba-tiba mengalami gejala pusing kepala, muka merah, dan muntah-muntah, bahkan mengalami gangguan pernafasan akut akibat keracunan makanan, Sabtu (12/1).
Kejadian itu Pukul 10.00 WIB saat istirahat makan siang. Ratusan buruh ini menyantap menu ikan tongkol, dan sayur lodeh yang disediakan pihak pabrik. Selang beberapa menit, para buruh mengalami gejala jantung berdebar, lemas disertai mual-mual.
“Bukan saya saja, tetapi teman-teman juga mengalami gelaja yang sama," ujar salah seorang karyawan, Euis Kuraesin, 37, ditemui di RSUD Cicalengka, Sabtu (12/1).
Sebelumnya, Euis dibawa ke Puskesmas Cicalengla. Lantaran mempunyai riwayat penyakit jantung, akhirnya dirujuk ke RSUD Cicalengka. "Tidak semua yang memakan makanan mengalami keracunan, dari 220 buruh yang santap makan siang hanya 111 yang keracunan," tuturnya.
Nada yang sama diungkapkan Eha Julaeha, 35. Dia mengalami gejala mual, muntah, dan lemas. Namun kondisinya tak separah yang dialami Euis. "Alhamdulilah, sekarang saya sudah bisa makan seperti biasa dan hanya pusing kepala saja. Kalau tadi iya mual-mual dan lemas," kata Eha ditempat yang sama.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Riantini mengatakan, korban keracunan makanan massal harus dibawa ke tiga rumah sakit.
Di RSUD Cicalengka sebanyak 59 orang, Puskesmas Cicalengka 46 orang, dan Rumah Sakit AMC 6 orang. Hingga pukul 16.30 WIB, lanjut Riantini, kondisi korban semakin membaik dan sudah banyak pulang. "Pasien yang berada di RS AMC sudah pulang semua. Sementara di RSUD Cicalengka hanya sisa beberapa orang lagi, dan di Puskesmas hanya tersisa belasan orang, ungkapnya.
Riantini mengatakan, pihaknya langsung mengamankan makanan yang yang dikonsumsi para buruh yang menjadi penyebab keracunan. "Iya, untuk makanannya akan kami periksa, sehingga bisa diketahui apa penyebab utama, para buruh ini mengalami keracunan," jelasnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Achmad Kustijadi, bahwa para korban keracunan ini dibebaskan dari biaya pembayaran rumah sakit. "Para korban ini digratiskan. Biaya pembayaran sementara di tanggung Pemerintah Kabupaten Bandung, namun terlepas dari itu, pihak pabrik harus bertanggungjawab kepada pemerintah untuk mengganti biaya dari rumah sakitnya," katanya.
Kapolres Bandung AKBP Kemas Ahmad Yamin mengatakan, akan meminta kepada pihak pabrik untuk bertanggungjawab. Pihaknya pun akan memeriksa makanan yang dikonsumsi para buruh dengan membawa makanan ke tim forensik. "Selain itu, kami akan memeriksa para saksi-saksi yang berkenaan dengan terjadinya peristiwa ini," tegasnya. (try)
Kejadian itu Pukul 10.00 WIB saat istirahat makan siang. Ratusan buruh ini menyantap menu ikan tongkol, dan sayur lodeh yang disediakan pihak pabrik. Selang beberapa menit, para buruh mengalami gejala jantung berdebar, lemas disertai mual-mual.
“Bukan saya saja, tetapi teman-teman juga mengalami gelaja yang sama," ujar salah seorang karyawan, Euis Kuraesin, 37, ditemui di RSUD Cicalengka, Sabtu (12/1).
Sebelumnya, Euis dibawa ke Puskesmas Cicalengla. Lantaran mempunyai riwayat penyakit jantung, akhirnya dirujuk ke RSUD Cicalengka. "Tidak semua yang memakan makanan mengalami keracunan, dari 220 buruh yang santap makan siang hanya 111 yang keracunan," tuturnya.
Nada yang sama diungkapkan Eha Julaeha, 35. Dia mengalami gejala mual, muntah, dan lemas. Namun kondisinya tak separah yang dialami Euis. "Alhamdulilah, sekarang saya sudah bisa makan seperti biasa dan hanya pusing kepala saja. Kalau tadi iya mual-mual dan lemas," kata Eha ditempat yang sama.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Riantini mengatakan, korban keracunan makanan massal harus dibawa ke tiga rumah sakit.
Di RSUD Cicalengka sebanyak 59 orang, Puskesmas Cicalengka 46 orang, dan Rumah Sakit AMC 6 orang. Hingga pukul 16.30 WIB, lanjut Riantini, kondisi korban semakin membaik dan sudah banyak pulang. "Pasien yang berada di RS AMC sudah pulang semua. Sementara di RSUD Cicalengka hanya sisa beberapa orang lagi, dan di Puskesmas hanya tersisa belasan orang, ungkapnya.
Riantini mengatakan, pihaknya langsung mengamankan makanan yang yang dikonsumsi para buruh yang menjadi penyebab keracunan. "Iya, untuk makanannya akan kami periksa, sehingga bisa diketahui apa penyebab utama, para buruh ini mengalami keracunan," jelasnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Achmad Kustijadi, bahwa para korban keracunan ini dibebaskan dari biaya pembayaran rumah sakit. "Para korban ini digratiskan. Biaya pembayaran sementara di tanggung Pemerintah Kabupaten Bandung, namun terlepas dari itu, pihak pabrik harus bertanggungjawab kepada pemerintah untuk mengganti biaya dari rumah sakitnya," katanya.
Kapolres Bandung AKBP Kemas Ahmad Yamin mengatakan, akan meminta kepada pihak pabrik untuk bertanggungjawab. Pihaknya pun akan memeriksa makanan yang dikonsumsi para buruh dengan membawa makanan ke tim forensik. "Selain itu, kami akan memeriksa para saksi-saksi yang berkenaan dengan terjadinya peristiwa ini," tegasnya. (try)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Selidiki Proyek Penahan Gelombang
Redaktur : Tim Redaksi