KONDISI Transjakarta (busway) tak jauh berbeda dengan angkutan umum lainya di Jakarta seperti Metromini dan Kopaja. Selain jumlah armadanya kurang, busway juga tidak laik jalan karena kerap mogok saat beroperasi melayani penumpang.
Misalnya armada busway jurusan PGC-Ancol yang mogok dan mesinya mengeluarkan asap saat melintas di Halte Tegalan, Senin (21/5). Bus Transjakarta bernomor polisi B 7044 IX, dan registrasi JMT-092 tersebut, mogok saat mengangkut puluhan penumpang. Akibatnya, banyak penumpang diturunkan di tengah jalan dan terlantar.
Tak berhenti sampai di situ, akibat mogoknya satu unit busway ini, menyebabkan busway lain di belakangnya terjebak kemacetan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, William Yani, mengatakan, dari 500 lebih jumlah armada busway yang kondisinya baik hanya sekitar 300-an saja. Sisanya, yakni sekitar 200-an armada tidak maksimal dioperasikan.
Armada-armada busway tersebut tak beroperasi maksimal, disebabkan sejumlah hal, mulai dari kondisi mesin yang rusak hingga ketersediaan bahan bakar gas (BBG) yang tidak memadai. "Akibatnya layanan kepada pengguna busway terkesan seadanya. Busway mogok atau terbakar sepertinya sudah menjadi hal yang biasa terjadi si jalur-jalur khusus busway," katanya.
Yani mengaku menerima banyak laporan dari masyarakat, mengenai buruknya layanan busway ini. Untuk itu, ia mengimbau agar instansi terkait dalam hal ini Badan Layanan Umum (BLU) dan Dinas perhubungan serius melakukan pembenahan.
"Jangan hanya diam dan membiarkan kerusakan ini terjadi terus menerus, hingga mengganggu layanan kepada masyarakat. Terlebih, busway sejauh ini telah menjadi andalan warga ibu kota," ujarnya.
Anggota DPRD DKI lainya, Ida Mahmuda, juga mengkritik kinerja BLU Transjakarta. Salah satunya, janji BLU untuk melakukan pembenahan kinerja pengemudi. Sebab, di lapangan masih banyak pengemudi yang ugal-ugalan.
Kasus terakhir menimpa dua lelaki pengendara sepeda motor yang tewas tertabrak bus Transjakarta di Jalan Letjen Sutoyo, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (20/5) pukul 14.45. Kedua korban merupakan warga Jakarta Timur. Alip Sumpeno (45) warga RT 8 RW Pondok Bambu, Duren Sawit, serta Sugimo (54), warga RT 5 RW 3 Batu Ampar, Kramatjati.
"Korban terus berjatuhan karena tak ada pembenahan pada kinerja pengemudi busway. Mereka masih kerap ugal-ugalan," tandasnya. (wok/pes)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembebasan JORR W2 Tidak Dibayar Tunai
Redaktur : Tim Redaksi