RUTENG - Sekitar 125 hektar tanaman padi lahan kering dan jagung di Desa Borik, Kecamatan Satar Mese Barat terancam gagal panen pada musim ini. Pasalnya wilayah yang terletak di pesisir pantai itu hingga kini belum juga diguyur hujan. Akibatnya, tanaman padi dan jagung yang sudang berumur 50-60 hari perlahan mulai kering.
Demikian disampaikan Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Manggarai, Vinsen Marung menjawab koran ini, Senin (8/4). Dia menjelaskan, kondisi curah hujan pada sejumlah wilayah pesisir yang menerapkan pola pertanian lahan kering belum menguntungkan petani.
Dampak yang sangat terasa adalah tanaman pertanian padi lahan kering dan jagung mulai mengering. Jika hujan tidak turun dalam waktu dekat maka besar kemungkinan akan terjadi gagal panen. Dikatakan, di Desa Borik, Kecamatan Satar Mese Barat, sedikitnya 125 hektar tanaman padi lahan kering dan jagung bakal gagal panen. Daun padi dan jagung perlahan mulai tampak kuning.
Jagung dan padi tersebut berumur 50-60 hari. Jika tidak turun hujan maka besar kemungkinan akan terjadi gagal panen. "Di wilayah itu hujan belum turun, jagung dan padi berumur 50-60 hari perlahan mulai mengering. Jika dalam waktu dekat hujan tidak turun maka akan gagal panen," katanya.
Selain di Borik, kondisi serupa juga terjadi di Desa Loce, Kecamatan Reok Barat. Sedikitnya 40 hektar tanaman padi milik warga terancam gagal panen akibat curah hujan yang tidak merata. Dikatakan, wilayah pesisir di Kabupaten Manggarai hingga kini belum juga turun hujan sehingga petani sangat merasakan dampaknya karena tanaman padi mereka sudah memasuki umur 2-3 bulan.
Langka yang diambil, jelas Vinsen, adalah peningkatan stok pangan untuk disalurkan kepada masyarakat melalui pembagian dengan sistim padat karya. "Solusinya adalah penyiapan stok pangan yang lebih, dua desa tersebut akan terjadi gagal panen," katanya.
Anggota DPRD Manggarai asal Kecamatan Satar Mese, Endik Mongkor mengatakan, kondisi padi dan jagung di Desa Borik sudah cukup parah karena hujan belum juga turun. Padahal, tanaman pertanian lahan kering tersebut sangat membutuhkan air hujan. Selama ini, pola pertanian lahan kering menjadi andalan petani setempat. "Sistem tanam mereka sudah jalankan seperti biasa. Namun karena curah hujan tidak menentu maka jagung dan padi mulai mengering. Hujan tidak juga dating, padi dan jagung mulai mengering," katanya. (kr2/ito)
Demikian disampaikan Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Manggarai, Vinsen Marung menjawab koran ini, Senin (8/4). Dia menjelaskan, kondisi curah hujan pada sejumlah wilayah pesisir yang menerapkan pola pertanian lahan kering belum menguntungkan petani.
Dampak yang sangat terasa adalah tanaman pertanian padi lahan kering dan jagung mulai mengering. Jika hujan tidak turun dalam waktu dekat maka besar kemungkinan akan terjadi gagal panen. Dikatakan, di Desa Borik, Kecamatan Satar Mese Barat, sedikitnya 125 hektar tanaman padi lahan kering dan jagung bakal gagal panen. Daun padi dan jagung perlahan mulai tampak kuning.
Jagung dan padi tersebut berumur 50-60 hari. Jika tidak turun hujan maka besar kemungkinan akan terjadi gagal panen. "Di wilayah itu hujan belum turun, jagung dan padi berumur 50-60 hari perlahan mulai mengering. Jika dalam waktu dekat hujan tidak turun maka akan gagal panen," katanya.
Selain di Borik, kondisi serupa juga terjadi di Desa Loce, Kecamatan Reok Barat. Sedikitnya 40 hektar tanaman padi milik warga terancam gagal panen akibat curah hujan yang tidak merata. Dikatakan, wilayah pesisir di Kabupaten Manggarai hingga kini belum juga turun hujan sehingga petani sangat merasakan dampaknya karena tanaman padi mereka sudah memasuki umur 2-3 bulan.
Langka yang diambil, jelas Vinsen, adalah peningkatan stok pangan untuk disalurkan kepada masyarakat melalui pembagian dengan sistim padat karya. "Solusinya adalah penyiapan stok pangan yang lebih, dua desa tersebut akan terjadi gagal panen," katanya.
Anggota DPRD Manggarai asal Kecamatan Satar Mese, Endik Mongkor mengatakan, kondisi padi dan jagung di Desa Borik sudah cukup parah karena hujan belum juga turun. Padahal, tanaman pertanian lahan kering tersebut sangat membutuhkan air hujan. Selama ini, pola pertanian lahan kering menjadi andalan petani setempat. "Sistem tanam mereka sudah jalankan seperti biasa. Namun karena curah hujan tidak menentu maka jagung dan padi mulai mengering. Hujan tidak juga dating, padi dan jagung mulai mengering," katanya. (kr2/ito)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Perceraian Meningkat
Redaktur : Tim Redaksi