MUSI RAWAS - Sudah satu bulan lahan sawah di tiga desa di Kecamatan Sumber Harta, Mura, mengalami kekeringan. Yakni di Desa Sukajaya, Sumber Sari, dan Sukamulia. Akibatnya, petani mengalami kerugian yang ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Kepala UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Sumber Harta, Sarmo mengatakan, kekeringan area sawah petani di tiga desa tersebut selain akibat kemarau juga diduga aliran air terhambat oleh keberadaan kolam air deras. “Sistem pengairan irigasi di bendungan Kelingi, Tugumulyo, Lakitan, dan Bangun Sari debit airnya kecil,” ujarnya.
Disebutkan, ada 994 hektare sawah di tiga desa yang mengalami kekeringan. Kondisi tanah retak-retak dan padi yang berusia 30 hari banyak yang mati. “Kita sudah melaporkan masalah ini ke pihak terkait, termasuk keinginan petani yang meminta agar Dinas Pengairan menggiring air irigasi ke sawah petani serta meninjau keberadaan kolam air deras yang diduga menjadi penyebab air irigasi tidak mengalir ke sawah,” ujarnya.
Kepala Desa (Kades) Sumber Sari, Ali Sabot menjelaskan, untuk per satu hektare sawah yang ditanam, petani menyiapkan dana Rp5 juta atau kerugian sekitar Rp5 juta. “Jadi, untuk 994 hektare sawah kering, bisa dikalikan saja berapa kerugiannya, mencapai miliaran rupiah,” jelasnya.
Ali mengharapkan, agar Dinas Pengairan mengaliri sawah petani di tiga desa tersebut 15 hari ke depan untuk membantu pertumbuhan padi yang sebagian baru ditanam petani dengan usia 15 hari. “Aliri sawah petani 15 hari saja, dan tolong dicek, apakah benar dugaan petani yang mengatakan kalau debit air irigasi terhambat akibat keberadaan kolam air deras,” ujarnya.
Sukri, petani dari Desa Sukamulia, mengaku pihak terkait harusnya cepat merespons keluhan petani. Apalagi terkait dengan dugaan kolam air deras sebagai penyebab kurangnya debit air ke sawah petani. “Keluhan ini sudah lama, jadi tolong ditindaklanjuti,” katanya. (wek/ce4)
Kepala UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Sumber Harta, Sarmo mengatakan, kekeringan area sawah petani di tiga desa tersebut selain akibat kemarau juga diduga aliran air terhambat oleh keberadaan kolam air deras. “Sistem pengairan irigasi di bendungan Kelingi, Tugumulyo, Lakitan, dan Bangun Sari debit airnya kecil,” ujarnya.
Disebutkan, ada 994 hektare sawah di tiga desa yang mengalami kekeringan. Kondisi tanah retak-retak dan padi yang berusia 30 hari banyak yang mati. “Kita sudah melaporkan masalah ini ke pihak terkait, termasuk keinginan petani yang meminta agar Dinas Pengairan menggiring air irigasi ke sawah petani serta meninjau keberadaan kolam air deras yang diduga menjadi penyebab air irigasi tidak mengalir ke sawah,” ujarnya.
Kepala Desa (Kades) Sumber Sari, Ali Sabot menjelaskan, untuk per satu hektare sawah yang ditanam, petani menyiapkan dana Rp5 juta atau kerugian sekitar Rp5 juta. “Jadi, untuk 994 hektare sawah kering, bisa dikalikan saja berapa kerugiannya, mencapai miliaran rupiah,” jelasnya.
Ali mengharapkan, agar Dinas Pengairan mengaliri sawah petani di tiga desa tersebut 15 hari ke depan untuk membantu pertumbuhan padi yang sebagian baru ditanam petani dengan usia 15 hari. “Aliri sawah petani 15 hari saja, dan tolong dicek, apakah benar dugaan petani yang mengatakan kalau debit air irigasi terhambat akibat keberadaan kolam air deras,” ujarnya.
Sukri, petani dari Desa Sukamulia, mengaku pihak terkait harusnya cepat merespons keluhan petani. Apalagi terkait dengan dugaan kolam air deras sebagai penyebab kurangnya debit air ke sawah petani. “Keluhan ini sudah lama, jadi tolong ditindaklanjuti,” katanya. (wek/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah SD Disembunyikan Jin di Kuburan
Redaktur : Tim Redaksi