KUNINGAN- Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Kuningan berdampak pada mengeringnya ratusan hektare areal persawahan hingga menyebabkan para petani mengalami gagal panen atau puso.
Kekeringan tersebut, terjadi di Desa Jambugeulis, Kecamatan Cigandamekar, sedikitnya 80 hektare sawah tanaman padi yang rata-rata baru berusia 50 hari kini telah kering dan mati. Ada beberapa petani yang beruntung karena memiliki lahan pertanian berada di dekat aliran sungai, sehingga bisa panen walapun hasil panennya tidak memuaskan.
Menurut Rasim, 44, seorang petani mengatakan, seluruh tanaman padi di sawah seluas 1 hektare miiknya kini telah mengering. Tak ada yang bisa dia perbuat untuk menyelamatkan tanaman padinya ataupun hanya sekedar untuk pakan ternak.
"Lahan sawah sudah tidak bisa ditanami, tanaman padi juga kering tidak bisa untuk dijadikan tanaman ternak. Saya hanya bisa pasrah," kata Rasim.
Menurut Rasim, kondisi kekeringan seperti ini tidak hanya terjadi di desanya saja, namun juga hingga melanda tetangga desa seperti Bunigeulis dan Cikeleng. Sehingg diperkirakan luas areal pertanian yang mengalami kekeringan mencapai ratusan hektare.
Hal berbeda dikatakan Wastini, 49, petani di Desa Jambugeulis, untuk mengairi sawahnya yang seluas 400 bata harus menggunakan pompa yang harus disewa seharga Rp 200 ribu sekali sedot. “Hasilnya, biasanya pada saat musim bagus bisa mencapai 2,5 ton tapi sekarang hanya 15 kwintal saja," ungkapnya.
Terpisah, Kadis Pertanian Kuningan Triastami menuturkan, berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan sebanyak 507 hektare areal pertanian di Kabupaten Kuningan telah mengalami kekeringan.
Sebagian besar daerah yang mengalami kekeringan tersebut di antaranya Kecamatan Darma, Hantar, Selajambe, Maleber, Ciawigebang, Japara dan Cigandamekar. "Beberapa di antaranya memang telah terjadi puso. Namun hal ini disebabkan karena faktor alam, sehingga kami pun tidak bisa berbuat banyak," tutur Tri.
Tri menambahkan, total untuk diwilayah Kuningan, yang kini tengah terancam kekeringan sebanyak 1.332 hektare areal pertanian. "Jauh-jauh hari, kami sudah memberikan imbauan kepada para petani agar tidak menanam padi, melainkan palawija saja. Namun ternyata mereka memilih menanam padi, dan hasilnya seperti ini," ujar Tri.(ale)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur Pantura Dikebut, Ditarget Sebelum Lebaran
Redaktur : Tim Redaksi