BACA JUGA: Refly Minta Pertama Diperiksa
Seperti dilansir mch Kemenag, belasan jemaah yang diberangkatkan Yayasan Haqqul Yaqin asal Sampang, Madura, seharian berada di bandara KAA, namun tak kunjung diberangkatkan ke Mekah
BACA JUGA: Bantah Kuota CPNS Bitung Diistimewakan
Jemaah ini mayoritas berusia lanjut
BACA JUGA: Penempatan Pegawai di Daerah Mengecewakan
Mereka pun duduk-duduk di tempat seadanya di Bandara KAA JeddahJemaah ini semakin bingung karena kedatangan mereka ke tanah suci sama sekali tak didampingi penyelenggaraBeberapa jemaah mengatakan sudah berusaha menghubungi seseorang setibanya di Bandara KAA, sayang nomor ponsel yang dipesan malah tak aktif"Kalau tahu begini, lebih baik kami tak ikutKok jadi susah begini," kata Sadrina, salah seorang jemaah.
Dia mengatakan, keberangkatannya ke tanah suci setelah mendapat tawaran haji dari seseorang tokoh Sampang, KH DulhaqBiaya haji yang dikeluarkan pun tak sedikitUntuk tiga orang, dia harus merogoh kocek sebesar Rp150 jutaBelum termasuk dana konsumsi untuk makan selama dalam perjalanan naik kereta dari Surabaya ke Jakarta, hingga terbang ke Brunai Darussalam
Jemaah lain yang telantar ialah 120 jemaah yang diberangkatkan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Bayan JakartaMereka sempat telantar karena penjemput terlambat datang ke Bandara KAA JeddahMereka tiba pukul 11.00 pagi waktu setempat, baru diangkut ke Mekah pukul 20.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Kepala Seksi Pengawasan Penyelenggara Haji Ibadah Khusus (PIHK), Ahmad Basani, mengatakan, meski mengantongi visa haji, jamaah nonkuota sangat rentan ditimpa permasalahan di tanah sudiMasalah yang kerap timbul adalah telatnya penjemputan, hotel yang tak layak, hingga katering bermasalah"Kejadian-kejadian seperti yang dialami Haqqul Yaqin ini merepotkan kita," jelas Basani.(gus/wdi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Revitalisasi Pramuka Melalui Permainan Bahari
Redaktur : Tim Redaksi