Ratusan Kiai Khos Pastikan Hadiri Silatnas Ulama Rakyat

Jumat, 11 November 2016 – 16:40 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Dok. Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ulama Rakyat akan digelar besok di Jakarta. Lebih dari 10 ribu ulama, kiai dan habaib dari berbagai daerah di Tanah Air dipastikan akan hadir.

"Insya Allah, koordinator daerah sudah bergerak sangat cepat. Mereka sudah menuju Jakarta dan sebagian sudah berada di Jakarta. Antusiasme ini tentunya memberikan makna positif Silatnas Ulama Rakyat ini akan berjalan sukses,” kata Ketua Panitia Pelaksana Silatnas Ulama Rakyat H. Rasta Wiguna di Jakarta, Jumat (11/11).

BACA JUGA: Teladani Pahlawan Untuk Bendung Propaganda Terorisme

Kegiatan yang digagas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini dimaksudkan untuk menggelar "Doa untuk Keselamatan Bangsa."

"Kita semua tentu menginginkan adanya situasi nyaman, sejuk serta kondusif di Tanah Air. Dengan kekuatan doa dari para ulama, kiai dan habaib tentu kita meyakini dan berharap bangsa ini dapat keluar dari serangkaian persoalan yang yang sedang dihadapi. Dengan begitu kesejukan, kedamaian dan kenyamanan akan terwujud," kata Rasta Wiguna.

BACA JUGA: Tidak Mendukung Ahok Itu dari Hati Kecil Saya

Menurut Rasta, Silatnas Ulama Rakyat ini pun akan dihadiri para ulama dan kiai dari kampung-kampung di seluruh Indonesia. Rasta juga memastikan acara berdoa untuk keselamatan bangsa Indonesia inijuga akan dihadiri ratusan kiai khos dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan daerah-daerah lainnya.

"Ulama-ulama yang lahir dan tumbuh di tengah-tengah rakyatnya tentu memahami benar penderitaan rakyat,” katanya.

BACA JUGA: PB HMI Klaim yang Melaporkan Pak SBY Bukan Organisasi Resmi

Beberapa kiai dan habaib yang hadir di antaranya, KH Munif Zuhri, KH Dimyati Rois, KH Sukhron Makmun, KH Muklas Dimyati, KH Usfuri, KH Abdul Aziz, KH Mukhlas Hanan, KH Nuh Adawani, Habib Muhsin Alatas, KH Abun Buayamin, KH Hasan Nuri KH Muhtadi Dimyati, KH Mas Mansur Tarsudi, KH Jeju Abdurrahman, KH Hamdan Masturiyah, KH Adang Badruddin, KH KH Busro Karim, dan KH Aun Buayani.

Selain itu, ulama dan habaib biasanya memahami ketakutan, kekecewaan, kepedihan serta keputusasaan yang dialami masyarakat. Kondisi seperti itu kemudian, kata Rasta, membangkitkan rasa kepedulian para ulama untuk duduk bersama mendoakan bangsa ini agar keluar dari derita tidak berujung.

Seluruh ulama yang hadir dalam Silatnas kali ini memiliki tanggung jawab atas kesusahan yang menimpa masyarakat. Untuk itu, para ulama selalu berpesan agar masyarakat Indonsia dapat hidup berdampingan meski berbeda ras, etnik, dan agama.

"Sikap toleransi antarumat beragama merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga guna terciptanya kerukunan dan terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa,” katanya.

Rasta mengatakan bahwa keharmonisan dan toleransi antarumat beragama perlahan mulai menghilang dalam sendi kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Padahal, toleransi merupakan sebuah cara berhubungan yang telah dibina bersama oleh masyarakat, baik di kelas bawah, menengah maupun kelas atas. Hal ini menghasilkan persaudaraan dan kerukunan.

"Dalam silatnas kali ini kita menginginkan toleransi dan hubungan saling bantu serta menghargai antara kelompok satu dan kelompok lainnya tumbuh kembali. Saya harap, umat bisa menerapkan sikap ini dalam kesehariannya," katanya.

Rasta pun mewanti-wanti umat bergama untuk tidak mudah terkecoh dan terpancing dengan isu-isu perpecahan agama.

"Karena mungkin ada pihak yang memang sengaja ingin merusak keharmonisan di Indonesia ini," katanya.

Rasta berharap masyarakat dapat mencontoh Rasulullah SAW yang cinta terhadap Tanah Air dan kampung halamannya. Hal itu terlihat dalam ekspresi Rasulullah sewaktu memasuki kota Madinah sepulang dari luar kota. Melihat perbukitan Madinah, beliau mempercepat untanya. Begitu pun setiap kali Rasulullah melihat Kaíbah, Rasulullah SAW mengangkat tangan dan mendoakannya.  

"Ini menunjukkan cinta Rasulullah SAW pada Tanah Airnya. Seseorang menggunakan akal pikirannya dengan baik, maka dia akan dapat mengenal Allah Subhanahu wa Taíala dan berbagai hal yang terkait dengan nama serta sifat-sifat-Nya yang agung. Melalui akal, seseorang dapat beriman pada sejumlah kitab, rasul, dan malaikat-Nya, serta hari akhir," tandasnya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Staf Khusus Jokowi Datangi KPK, Terkait Antasari?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler