jpnn.com, BANTEN - Sebanyak 127 mahasiswa angkatan pertama Politeknik Industri Petrokimia Banten, memulai kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), pada Senin (12/9).
Nantinya, para mahasiswa akan mengikuti perkuliahan selama tiga tahun. Mereka akan ditempatkan kerja pada mitra industri petrokimia yang bekerja sama dengan Politeknik Industri Petrokimia Banten.
BACA JUGA: Antam Salurkan Bantuan PUMK Kepada Mitra Binaan di Kalbar Rp 520 Juta
Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Politeknik Industri Petrokimia Banten ini dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Arus Gunawan di Politeknik Industri Petrokimia Banten.
Ke-127 mahasiswa yang memulai perkuliahan tersebut, sebelumnya melakukan pendaftaran secara online pada 1-31 Juli 2022. Saat itu, tercatat 2.379 calon mahasiswa yang mendaftar secara online.
BACA JUGA: Soal Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi, KAMMI: Sosialisasikan Secara Masif
Dibukanya Politeknik Industri Petrokimia Banten menambah daftar panjang unit pendidikan yang berada di bawah Kementerian Perindustrian.
Sampai dengan saat ini, Kemenperin telah menaungi sebanyak 9 SMK, 11 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas yang tersebar di 11 provinsi.
BACA JUGA: Gegara Hal ini, Ganjar Pranowo Didoakan jadi Capres Oleh Santri di Kalbar
“Politeknik Industri Petrokimia Banten menerapkan vokasi dual system yang lebih banyak menerapkan praktik dibandingkan dengan teori. Sehingga mahasiswanya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri,” jelas Arus.
Perencanaan pembangunan politeknik tersebut telah dimulai sejak 2018.
Dan kini, setelah berhasil mewujudkan pembangunan Politeknik Industri Petrokimia Banten, tahun ini dimulai penyelenggaraan pendidikan untuk angkatan pertama.
Pada kesempatan yang sama, Ketua umum Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Suhat Miyarso menyampaikan industri petrokimia saat ini tengah membutuhkan SDM yang kompeten dan spesifik pada bidang petrokimia. Oleh karena itu, industri dan asosiasi bekerjasama dengan BPSDMI demi mencapai tujuan tersebut.
“Sekarang kebutuhan karyawan minimum harus D3, karena teknologi yang dipakai sekarang makin maju sehingga dibutuhkan karyawan yang kompeten dan berdedikasi tinggi,” tutur Suhat.
“Industri petrokimia ini belum ada yang sama, dan politeknik lain biasanya umum. Kalau di sini, jurusan mesinnya memang khusus untuk petrokimia. Dalam pendidikannya setengahnya akan praktik di pabrik dan setengahnya di kampus,” tambah Suhat.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada