Pantauan koran ini di lapangan, Minggu (17/3), pemicu banyaknya makam yang salah kiblat tersebut lantaran saat pemindahan makam yang terkena pelebaran jalan ini tak dilakukan pengukuran ulang arah kiblat oleh ahlinya. Akibatnya, ratusan makam di kawasan Ayek Betung ini dikubur dengan arah kiblat yang salah.
Turiman (54), penjaga makam mengakui, banyak letak makam yang salah kiblat. ”Awal pemindahan makam, hanya berpedoman dengan arah Gunung Dempo. Tak dilakukan pengukuran ulang arah kiblat,” ujarnya.
Dikatakan, pemindahan kuburan ini dilakukan awal 2011. Informasinya, saat penggalian lubang makam, berpedoman arah ke Gunung Dempo. ”Saat itu, yang dipindahkan ada sekitar dua ratus lebih makam di TPU Padang Karet Ayek Betung ini,” ungkapnya.
Ditambahkan Turiman, sebagian makam telah dibongkar atas permintaan keluarga pemilik makam. Namun, masih tersisa sedikitnya 144 makam. “Kita masih menunggu permintaan dari pihak keluarga pemilik makam jika ingin dibongkar,” ujarnya.
Sementara Herman (43), warga Talang Kelapa, mempertanyakan banyak makam di TPU yang baru ini salah kiblat. “Padahal, di lokasi TPU tersebut sudah ada rumah jaga untuk mengawasi setiap ada masyarakat yang meninggal untuk dikuburkan di sana (TPU Simpang Padang Karet yang baru). Tentunya, kondisi ini memberikan kesan minimnya kontrol dari pemerintah,” katanya.
Terpisah, Ketua MUI Pagaralam, H Deni Priansyah menegaskan, sudah menjadi kewajiban umat muslim, terutama keluarga dan kerabat untuk memperbaiki arah kiblat pemakaman yang banyak ditemukan salah arah kiblat. ”Sesuai aturan dalam Islam, pemakaman seorang muslim harus menghadap kiblat, sebagai bentuk penghormatan. Karena seumur hidup umat muslim, jika melaksanakan ibadah, selalu berpatokan ke arah kiblat,” jelasnya. (ald/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Provinsi Baru, Klaim Didukung Enam Kada
Redaktur : Tim Redaksi