Aksi di bawah komando DPC FPE SBSI Kabupaten Bengkalis tersebut mereka lakukan dalam upaya menuntut penghapusan outsourcing. Tuntutan lain adalah agar mempekerjakan kembali karyawan yang di-PHK di sejumlah perusahaan dan batasi penerimaan tenaga kerja dari luar daerah.
Kedatangan massa dinihari itu kontan mengagetkan security PT Delta Metro Guard (DMG) yang berjaga malam itu. Karena massa ingin merangsek masuk, para security yang bertugas di tempat itu langsung melakukan tindakan pengamanan. Pintu gerbang menuju ladang minyak Duri itu mereka gembok dari dalam. Belakangan, gembok itu ada yang dirusak massa. Sebagai gantinya, massa menggantinya dengan gembok baru. Misalnya di Gate 117 atau Gate Soeharto.
Gate-gate CPI yang didatangi massa tersebut antara lain Gate 116, Gate 117 (Gate Soeharto), Gate 125, Gate Simpang Puncak, serta Gate 1 menuju camp PT CPI Duri. Di Gate 117, massa malah sempat membelintangkan sebuah mobil Preggio. Keempat bannya sengaja dikempeskan. Massa juga sempat mencoba menutup Gate 2 menuju camp dan perkantoran PT CPI. Karena Gate 1 dan Gate 2 hanya laluan masuk menuju perumahan dan perkantoran CPI, massa tak terlalu fokus ke sana. Justru gate-gate masuk menuju ladang minyak DSF yang terus mereka jaga ketat agar karyawan yang hendak bekerja di ladang minyak Duri tak bisa masuk untuk beraktivitas.
Hingga pukul 15.00 WIB petang kemarin, beberapa gate menuju objek vital ladang minyak Duri itu masih terkunci rapat. Sejak pagi, ratusan karyawan dari berbagai perusahaan subkontraktor Migas yang hendak pergi bekerja di ladang minyak sistem injeksi uap terbesar di dunia itu tak bisa masuk. Mereka akhirnya ikut duduk-duduk di luar gate atau mencari kedai terdekat untuk minum kopi.
Kapolres Bengkalis AKBP Toni Ariadi Effendi SIK, SH, MH sempat turun melakukan peninjauan ke sejumlah gate yang terkunci itu Kamis pagi kemarin. Kepada wartawan, Kapolres mengaku sejauh ini situasi masih kondusif. Menurutnya, untuk menjaga agar tindakan anarkis tidak terjadi, pihak kepolisian mengerahkan sekitar 200 personel. “Izin aksi mereka ini langsung dari Polda. Kalau penggembokan ini inisiatif CPI, ya tak apa-apa,” ujarnya singkat sembari bergegas pergi menaiki mobil.
Sementara itu, Wakil Ketua II Satgas DPC FPE SBSI Kabupaten Bengkalis, Al Hilal Kamis pagi kemarin di Gate 117 CPI mengaku, sebelum ada kesepakatan, massa akan terus melaksanakan aksi ini.
“Aksi unjuk rasa ini dilakukan karena adanya perselisihan hubungan ketenagakerjaan antara salah satu mitra kerja PT CPI dengan sebagian karyawannya,” kata Communication Specialist PT CPI Duri, Dwi Pudjosutrisno menyampaikan rilis.
Ketika ditanya mengenai demo itu, lanjutnya, Manajer Komunikasi Chevron, Tiva Permata, menyatakan, “CPI menghormati hak setiap individu untuk menyampaikan pendapat sepanjang hal itu dilakukan dengan tertib dan tidak mengganggu kelancaran kegiatan perusahaan, karyawan, maupun keluarga.”
Hubungan antara CPI dan para mitra kerja, tutur Tiva, telah diatur dalam kontrak yang sudah disepakati kedua belah pihak. Karena itu, CPI akan selalu menghormati dan menaati ketentuan-ketentuan yang tertuang di dalam kontrak tersebut.
Menurut Tiva, sejauh ini kegiatan operasi perusahaan tetap dapat berjalan dengan cukup baik. “Meskipun tidak selancar biasanya karena keterbatasan akses keluar masuk wilayah kerja,” katanya menambahkan.
CPI, kata Tiva, selalu mengingatkan mitra kerjanya untuk mengelola hubungan industrial yang harmonis dengan karyawannya termasuk pengaturan mengenai aspek-aspek ketenagakerjaan dan hak-haknya sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di industri Migas.
‘’CPI telah meminta perusahaan mitra kerja dimaksud untuk menyelesaikan perselisihan dengan pekerjanya dengan segera sehingga pelayanan jasa seperti tertuang dalam kontrak dengan Chevron tetap lancar dan Chevron dapat terus mengoptimalkan produksi minyak untuk negara,’’ ujarnya.(muh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malam Jumat Digoyang Gempa
Redaktur : Tim Redaksi