jpnn.com, BANYUASIN - Para narapidana Lapas Narkotika Kelas III Palembang di Serong, Sukomoro, Banyuasin, Sumatera Selatan, mengamuk.
Emosi 663 napi yang berada di lapas itu, meluap, Kamis (6/7), sekitar pukul 10.00 WIB.
BACA JUGA: Agustus, Pengerjaan Pondasi LRT di Sungai Musi Dipastikan Selesai
Awalnya, ratusan napi tersebut protes dengan membakar kasur dan ompreng (wadah makanan) di halaman dalam lapas.
Asapnya membumbung ke udara. Warga sekitar Kelurahan Sukomoro pun kaget melihat itu. Namun, mereka belum tahu kalau para napi di dalam lapas memberontak.
BACA JUGA: Alex Noerdin Yakin Sumsel Tetatp Kondusif Hadapi Asian Games
“Kami sudah tidak tahan dengan maraknya pungli di sini,” ujar Reno, salah seorang napi seperti dilansir Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.
Informasinya, pungutan dilakukan oknum petugas lapas, SF. Bentuk dan nilainya beragam.
BACA JUGA: Bicara Pilgub Sumsel 2018, Alex Noerdin: Dodi Masih di-S2-kan
”Masih banyak lagi selain itu. Kalau tidak dituruti, kami dihukum. Tidak boleh keluar wisma,” tuturnya.
Bukan itu saja. Napi juga geram karena oknum SF acapkali melakukan intimidasi. Bentuknya, pukulan, dan tendangan. ”Jika ada yang salah pasti akan disiksa oleh SF dan itu terjadi di depan napi lain,” bebernya.
Karena itu, para napi di wisma Battuta merusak kunci gembok wisma dengan besi pentungan lonceng. Di halaman lapas, mereka menyuarakan protes. Membakar kasur dan ompreng. "Semua terjadi spontan, tidak ada koordinator," kata Reno lagi.
Saat itulah, SF mengeluarkan pistolnya. Melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tujuannya agar para napi di wisma Battuta masuk kembali. “Dengan tembakan itu, para napi jadi makin emosi. Akhirnya berontak,” jelasnya.
Mereka mengejar SF. Para napi lalu merusak kunci gembok wisma lain, seperti wisma Badar, Asyifa, Al Haytam, Sina, dan maximum security. Akhirnya, semua napi keluar. Melihat situasi sudah tak terkendali lagi, puluhan pegawai melarikan diri. Naik mobil dan motor mereka ke arah Talang Buluh, kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin.
Sambil kabur, para petugas lapas itu memberitahu warga sekitar kalau napi memberontak dan berupaya kabur. Masyarakat diminta menutup pintu rumah masing-masing. Di dalam lapas, kabarnya FR, tahanan pendamping (tamping) mengalami luka setelah dibacok napi lain.
Dia dan tamping TF diduga yang sering menarik pungli atas suruhan oknum petugas. Tak hanya itu, napi yang makin beringas menghancurkan kaca depan kantor lapas dengan cara melemparkan batu. Mereka juga merusak pot bunga, serta merusak fasilitas lainnya.
Para napi berhasil mendobrak pintu gerbang keluar di ring II. Rupanya, kejadian ngamuknya para napi dengan cepat sampai ke jajaran Polres Banyuasin dan Polsek Talang Kelapa.
Saat para napi berada di gerbang terakhir sebelum keluar kabur, petugas gabungan dipimpin langsung Kapolres Banyuasin AKBP Andri Sudarmadi SIK dan Kapolsek Talang Kelapa Kompol Erwin S Manik SIK tiba.
Tak lama kemudian, ratusan personel Brimob, Polda Sumsel, Arhanud serta Kodim Muba/Banyuasin juga datang ke tempat kejadian untuk membantu pengamanan.
Dengan pendekatan dan negosiasi, akhirnya para napi urung kabur. Mereka lalu berkumpul untuk di aula lapas.
Hadir dalam dialog itu, Kalapas Narkotika Kelas III Palembang Reza Yudistira Kurniawan AMD IP SH Msi, Dirres Narkoba Polda Sumsel Kombes Pol Tommy Aria Dwianto, Kepala Divisi (Kadiv) Pemasyarakatan Kanwil KemenkumHAM Sumsel, Zulkifli B, Asisten III Pemkab Banyuasin Yusuf, dan juga Dandim Muba/Banyuasin 0401 Letkol Czi Mulyadi.(qda/afi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Endus Ada Permainan Asuransi
Redaktur & Reporter : Budi