jpnn.com, LAMPUNG - Ratusan warga Lampung yang bermukim di sekitar perairan diminta waspada menghadapi badai.
Sebab, diperkirakan siklon tropis Dahlia atau Badai Dahlia belum berlalu hingga dua hari ke depan.
BACA JUGA: Hamdalah, 53 Nelayan yang Sempat Dinyatakan Hilang Ditemukan Selamat
Bahkan, setelah Badai Dahlia yang lebih dulu diawali Badai Cempaka, bibit badai lainnya bernama Flamboyan terpantau Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) juga mengintai provinsi ini.
Kepala Stasiun Metereologi Maritim Lampung Sugiono mengatakan, saat ini bibit siklon Flamboyan masih berada di Aceh. ”Tapi kita harus waspada karena bisa bergerak ke Lampung. Sekarang masih terus kita amati. Saat ini belum terbentuk betul. Mudah-mudahan meluruh dan punah,” ujarnya kepada Radar Lampung, kemarin (2/12).
BACA JUGA: Hujan Deras, Gubrak, Kanopi Ambruk Hantam Avanza, Begini Jadinya
Sementara, siklon tropis Dahlia, menurutnya berdasarkan pantauan satelit sudah bergeser ke arah Selatan Pulau Jawa. ’’Satu atau dua hari ke depan diperkirakan membaik,” sebutnya.
Dia menjelaskan, kecepatan angin maksimum siklon Dahlia terpantau mencapai 45 knot atau 75 sampai 80 Km per jam yang bergerak dari Tenggara ke Barat. Dengan tinggi gelombang di atas 4 meter. Untuk sekitar Selat Sunda kecepatan angin terpantau sekitar 17 knot (35 Km per jam). ’’Tapi itu temporer,” ucapnya.
BACA JUGA: Foto Anggota Polres Lampung dengan Mayat Berbuntut Panjang
Sementara, cuaca ekstreem yang terjadi di Lampung juga mengundang perhatian Tim Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (Itera).
Tim akademisi ini ikut meneliti kondisi terkini siklon tropis Dahlia. Dari release-nya yang dikirimkan ke Radar Lampung kemarin, hasil penelitian menunjukkan bahwa perpecahan energi yang dihasilkan siklon tropis Cempaka kini membentuk suatu kumpulan siklon baru yang dinamakan Siklon Dahlia.
Kumpulan ini akan bergerak ke Lampung dengan kecepatan 65 km/jam ke arah Selatan. Pergerakan siklon ini akan menghantam sebagian Jawa Barat dan Lampung yang memiliki curah hujan yang sedang 2-3 hari ke depan.
”Dengan ini, kami sarankan untuk mengurangi kegiatan yang berlaku di luar. Data yang diperoleh dari weather underground di stasiun Radin Inten II menunjukkan kecepatan angin berkisar antara 9-13 mph dengan indeks curah hujan moderate,” ujar Wahyu Sasongko Putro, salah satu anggota tim.
Dia menjelaskan, keadaan ini juga dipantau dari atas oleh satelit EUMETSAT. Kemungkinan selama beberapa hari akan turun hujan dan puncaknya yakni pada Jumat dan Sabtu (1-2/12), ini. Kemudian, berdasarkan analisis menggunakan Dvorak Technique, badai ini memasuki level 7-9 (high/berbahaya).
”Pesan dari kami, agar waspada terhadap siklon tropis ini dan kurangi kegiatan di luar, terutama nelayan. Diimbau juga untuk membersihkan sampah-sampah dari saluran air karena kondisi cuaca ini akan berpotensi menyebabkan banjir,” imbaunya.
Sebab, fenomena alam ini juga akan berpengaruh pada tinggi gelombang laut, di mana ketinggian ombak dapat mencapai 3-5 meter. Hal ini tentunya sangat membahayakan aktivitas transportasi jalur laut, khususnya di Selat Sunda.
Sementara, usai dihantam gelombang pasang dampak dari siklon tropis Dahlia atau Badai Dahlia, ratusan warga Dusun Rangaibarat, Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan (Lamsel) masih bertahan di posko pengungsian dan tempat-tempat yang berjarak aman dari bibir pantai.
Pantauan wartawan koran ini, posko-posko yang jadi tempat pengungsian yakni posko tenda yang disediakan BPBD, rumah-rumah warga yang jauh dari pantai dan fasilitas umum. Hingga pukul 12.00 WIB kemarin, bantuan seperti logistik, dapur umum, petugas medis terus berdatangan.
Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Lamsel Mulyadi Saleh mengatakan, situasi saat ini masih sangar urgent, sehingga koordinasi dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD juga BNPB harus intens. ”Masing-masing instansi harus sigap, menyikapi bencana ini,” ujarnya kemarin.
Mulyadi melanjutkan, Pemkab Lamsel masih akan memberikan bantuan yang dibutuhkan para pengungsi. ”Sejauh ini kami akan pantau terus, logistik sudah kami sediakan, begitu juga dengan kesehatan para pengungsi jadi perhatian kami. Sebab di Rajabasa juga informasinya banyak pula rumah yang rusak, kami akan cek,” janjinya.
Sementara Kades Rangai Tri Tunggal Sopyan menuturkan, jumlah rumah rusak berdasar data yang diperolehnya mencapai 14 rumah. Namun, kata dia hanya 8 rumah yang rusak berat.
Untuk kondiai kesehatan, Kepala UPT Puskesmas Tanjung Agung Novarianti menjelaskan, sebanyak 65 orang sudah memeriksakan kesehatannya di Posko Kesehatan yang disediakan. Pasien kata dia didominasi menderita hipertensi, gatal-gatal, sakit kepala dan memar.
”Karena cuaca buruk dan angin kencang, banyak yang sakit kepala. sedangakan hipertensi, gatal serta memar didominasi bapak-bapak yang berupaya membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan di air laut,” ungkapnya.
Novarianti menyebutkan, stok obat-obatan yang disediakan masih mencukupi. Meski begitu ia beserta tim medis lainnya akan standbye sampai situasi benar-benar mereda.
Di tempat sama, Camat Katibung Sabilal menuturkan, 60 rumah yang masuk zona merah, atau berdiri di atas air laut sudah dievakuasi dan dikosongkan. ini dilakukan sejak Kamis (30/11). ”Sementara masih kami kosongkan, untuk puing-puing kayu yang berserakan di bawah rumah yang berdiri di atas laut juga perlahan dibersihkan. Selanjutnya akan kami sampaikan kembali,” ucapnya.(sur/ega/rls/ver/rnn/whk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Lima Anak yang Ditembak Mati Polisi Minta Perlindungan
Redaktur & Reporter : Budi