Ratusan Penumpang Kapal Emosi, Geruduk Ruang Nakhoda

Minggu, 10 Juni 2018 – 10:41 WIB
Sejumlah penumpang Kapal Kirana III rute Sampit-Surabaya yang memaksa masuk ke ruang nakhoda, Sabtu (9/6). Foto: PENUMPANG KAPAL KIRANA III FOR RADAR SAMPIT

jpnn.com, KOTAWARINGIN TIMUR - Ratusan penumpang kapal Penumpang KM Kirana III naik pitam dan memaksa masuk ke ruang nakhoda, Sabtu (9/6). Pemicunya, kapal yang berangkat dari Sampit, Kotawaringin Timur, Kalteng, tujuan Surabaya itu lambat berlabuh.

Menurut laporan salah seorang penumpang, Imam, kapal harusnya bersandar sekitar pukul 11.00 WIB di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Namun, hingga pukul 18.00 WIB, kapal tersebut tak kunjung berlabuh.

BACA JUGA: Sandi Yakini Mudik Lebaran Bakal Angkat Perekonomian Daerah

”Jadwalnya bersandar pukul sebelas siang tadi (Sabtu, Red). Hingga usai magrib belum juga berlabuh. Kami para penumpang merasa dirugikan karena molor terlalu lama,” katanya saat dihubungi Radar Sampit (Jawa Pos Group).

Sementara itu, Nakhoda 1 KM Kirana III Mualim menjelaskan, kapal yang ditumpangi sebanyak 1.000 orang itu tak dapat bersandar lantaran pelabuhan penuh. Kapal tersebut harus menunggu kapal lain bergeser.

BACA JUGA: Jasa Marga Perkirakan Hari Ini Puncak Arus Mudik

”Kalau bersandar enggak mungkin, karena masih banyak kapal lain yang menurunkan penumpang. Kan enggak bisa kami menyerobot tempat. Harus tunggu giliran,” jelasnya.

Akan tetapi, hal tersebut dibantah penumpang. Menurut Imam yang mewakili penumpang lain, awalnya petugas kapal memberitahukan kapal bakal telat bersandar. Petugas menjanjikan kapal dapat berlabuh sekitar pukul 14.00 WIB.

BACA JUGA: Tenang, Tak Usah Cemas Bakal Kehabisan BBM di Tol Fungsional

Namun, hingga pukul 17.00 WIB, kapal belum juga bersandar. Bahkan, kapal tak bergerak sama sekali. Menurutnya, hal itu diperparah dengan tak adanya pemberitahuan lebih lanjut dari pihak kapal. Hal itulah yang menyulut emosi penumpang hingga mereka protes.

Karena tak kunjung dijawab petugas, hingga pukul 18.00 WIB, emosi penumpang tak dapat dibendung. Ratusan penumpang yang terdiri dari pria dan wanita paruh baya, marah dan meminta memasuki ruang nakhoda.

Setelah berhasil masuk ruang nakhoda, mereka menemui Mualim dan petugas kapal untuk meminta penjelasan. Meski telah diberikan keterangan, penumpang yang terlanjur kecewa tetap tak mau tahu.

”Kami ini penumpang, naik kapal enggak gratis. Kami bayar. Harusnya pelayanannya tidak seperti ini,” tegas salah satu penumpang lainnya melalui sambungan telepon pada koran ini.

PT Dharma Lautan Utama (DLU) Sampit ketika dikonfirmasi mengatakan, kapal memang telat bersandar lantaran menunggu giliran. Manajer PT DLU Cabang Sampit Hendrik Sugiharto menegaskan, Kapal Kirana III bukan terlambat sandar, tetapi karena menunggu antrean kapal berlabuh.

”Hal seperti itu sudah biasa dan sering terjadi pada musim puncak arus mudik. Apalagi di pelabuhan besar sekelas Surabaya,” katanya.

Jimmy, petugas PT DLU Sampit menambahkan, meski kapal molor berlabuh, pihaknya telah memberikan kompensasi berupa hidangan berbuka kepada penumpang.

”Iya, memang benar terjadi kisruh. Tapi itu karena menunggu giliran saja. Kami juga memberikan makanan sebagai kompensasi,” ujarnya.

Kapal tersebut baru bersandar sekitar pukul 19.15 WIB dan penumpang diturunkan sekitar pukul 19.28 WIB.

Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kabupaten Kotim Toto Sukarno mengatakan, kapal menunggu giliran sandar merupakan hal yang biasa terjadi. Sebab, hal itu dilakukan agar tak terjadi tabrakan antarkapal.

”Kapal banyak sekali. Apalagi peak season dari mudik gratis dari Jakarta. Belum lagi kapal-kapal ke wilayah timur alur Surabaya. Itu sering terjadi tubrukan. Makanya, harus sabar masuknya dan menunggu giliran,” jelasnya. (ron/rm-87/ign)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Minta Polri dan Kemenhub Awasi Tol Fungsional


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler