Ratusan Ribu Buruh Terancam PHK

Minggu, 30 Agustus 2015 – 03:36 WIB
Buruh. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - BANJARMASIN – Kondisi perekonomian di Kalimantan Selatan terpuruk, menyusul anjloknya sektor batubara, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan serapan anggaran yang minim.

Ratusan ribu tenaga kerja yang bekerja di Banua terancam kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BACA JUGA: Pasangan Calon Kada Wajib Laporkan Akun Media Sosial

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalsel mencatat ada 200 ribu tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di Kalimantan Selatan. Mereka tersebar di 3.700 perusahaan domisili Banua. Ironisnya, tahun 2014 kemarin ada lebih dari 3.000 karyawan yang sudah di PHK.

Kepala Bidang Hubungan Industri dan Pengawasan Ketenagakerjaan (HI-KK) Puguh Priyambada SH MH mengatakan, sebanyak 3.000 karyawan yang di-PHK itu karena ada permasalahan kontrak kerjasama antara perusahaan batubara. Lokasi perusahaan ada di Tabalong.

BACA JUGA: Asyik..Naik Kereta Api Cuma Rp 70 Ribu

“Namun tenaga kerja yang di PHK tersebut banyak yang pindah ke perusahaan lain seperti di sektor perkebunan dan lainnya,” ucapnya kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group), Sabtu (29/8) kemarin.

Lantas bagaimana di tahun 2015? Diungkapkan Puguh, hingga akhir Agustus 2015 ini sudah tercatat 700-an karyawan kena PHK. Sebabnya pun karena dampak lemahnya ekonomi di Kalimantan Selatan ini. Perusahaan banyak yang tutup, habis kontrak dan relokasi usaha.

BACA JUGA: NEKAT! Demi 15 Juta, Bawa Barang Seberat 432 Gram di Selangkangan

Apindo Kalsel sendiri mencatat ada lebih dari 3.800 karyawan yang saat ini tengah dirumahkan. Namun, Disnakertrans Kalsel saat ini belum mendeteksi adanya karyawan yang dirumahkan tersebut. Sejak Rabu (26/8) tadi ia terus menghubungi Dinas Tenaga Kerja di 13 kabupaten/kota.

“Belum ada laporan yang dirumahkan. Jika memang Apindo punya data kami sangat memerlukannya untuk antisipasi PHK,” ujar Puguh. (mat/yn/ram)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinggalkan Sepucuk Surat, Akhiri Hidup dengan Tali Nilon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler