Lebih dari 400 sekolah di ibukota Thailand, Bangkok ditutup sampai Senin depan karena kekhawatiran terus meningkatnya polusi udara di sana. Polusi udara Bangkok

BACA JUGA: Kantor Bagian Visa Kedubes Australia di Iran Ditutup Karena Adanya Laporan Korupsi

Ibukota Thailand ini menghadapi polusi udara terburuk yang pernah terjadi yang disebabkan adanya partikel debu yang dikenal dengan nama PM2.5.

Menjawab kritikan publik yang tidak puas dengan keadaan, dan juga kemungkinan krisis kesehatan, gubernur Bangkok Jenderal Polisi Asawin Kwanmuang juga menyatakan kota ini sebagai 'zona pengawasan polusi.'

BACA JUGA: Isteri Hakeem AlAraibi Surati PM Thailand Minta Suaminya Dibebaskan

Dengan itu pihak berwenang bisa mengambil langkah hukum guna mengatasi keadaan termasuk penutupan jalan dan pengalihan arus kendaraan.

Mereka yang tidak mengindahkan usaha untuk mengurangi polusi seperti pembatasan penggunaan mesin solar, pembakaran di luar ruangan dan pembangunan gedung akan bisa dikenai penjara sampai tiga bulan.

BACA JUGA: Kebijakan Pembatasan Imigran di Australia Bisa Bahayakan Industri

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha telah memerintahkan Gubernur Asawin untuk menutuip 437 sekolah, setelah pejabat mengatakan polusi akan terus memburuk sampai hari Senin. Photo: Sekolah di Bangkok ditutup sampia hari Senin karena polusi udara yang memburuk. (AP: Sakchai Lalit)

Mereka mengatakan udara yang tidak bergerak dan lalu lintas yang padat menyebabkan partikel itu kemudian tidak bergerak.

"Kami memutuskan untuk mengurangi masalah dengan menutup sekolah." kata Asawin.

"Kami khawatir ini akan berbahaya bagi anak-anak."

Sekolah-sekolah kejuruan termasuk institusi yang menghetikan kegiatan pendidikan, namun universitas masih mempertimbangkan apa yang akan dilakukan.Tindakan ini hanya bersifat sementara

Kementerian Kesehatan Publik mengatakan warga sebaiknya untuk tidak melakukan kegiatan di luar ruangan.

Banyak komuter dan pejalan kaki mulai menggunakan masker penutup mulut.

"Tindakan inin hanya membantu sementara saja." kata Aek Pongpairoj, seorang dokter yang tinggal di Bangkok. Photo: Menggunakan masker penutup mulut, seorang ibu menjemput anaknya dari sebuah sekolah di Bangkok. (AP: Sakchai Lalit)

"Bila kita ingin solusi jangka panjang, semua sektor harus terlibat, tidak saja hanya lembaga pemerintah, contohnya, sektor swasta yang melakukan pembangunan gedung-gedung."

"Ada begitu banyak lokasi pembangunan, dan saya melihat tindakan pencegahan saja tidak cukup."

Tingkat polusi juga terjadi di kawasan lain di Thailand, kabut asap sudah mulai terjadi di Chiang Mai dan kawasan utara lainnya di Thailand, menjelang 'musim asap' yang biasanya dimulai akhir Februari ketika petani membakar lahan mereka untuk memulai musim tanam baru.

Usaha mengurangi tingkat polusi di Bangkok dengan melakukan semprotan air di jalan dan juga menyemprotkan air ke udara banyak dikritik sebagai tindakan yang tidak efektif.

Warga telah diminta untuk mengurangi pembakaran di udara terbuka, dan juga disarankan untuk menggunakan dupa yang lebih pendek dalam perayaan Imlek yang akan jatuh tanggal 5 Februari.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

AP

BACA ARTIKEL LAINNYA... Medsos Dianggap Kurang Efektif Pengaruhi Pilihan Politik Milenial Di Indonesia

Berita Terkait