jpnn.com - YUNNAN -- Kebakaran yang melanda wilayah Dukezong, di China barat, telah merusak ratusan situs sejarah kota kuno Tibet. Para ahli arsitektur meyakini kebakaran tersebut sekaligus menghancurkan situs sejarah ini untuk selamanya, karena tidak mungkin direstorasi.
Dukezong atau lebih dikenal dengan sebutan Shangri-la, didirikan kurang lebih 1300 tahun lalu. Daerah itu selama ini telah menjadi tujuan wisata populer pelancong dari berbagai negara. Nama Shangri-la sendiri dikaitkan dengan mitos tanah Himalaya seperti terekam dalam novel karya James Hilton yang terbit pada 1933.
BACA JUGA: Greenpeace Temukan Bahan Kimia Berbahaya di Pakaian Anak-anak
Sejauh ini belum diketahui penyebab awal dari kebakaran. Situs resmi pemerintah setempat hanya merilis jika api berawal dari sebuah penginapan di kota tersebut. Kobaran api yang terjadi Jumat lalu lantas merembet ke bangunan lain yang rata-rata terbuat dari kayu.
BACA JUGA: Bar Langganan Bob Marley Bakal Buka Lagi
Hingga api berhasil dipadamkan, si jago merah telah menghancurkan 343 dari 1.084 rumah. Bangunan yang musnah terletak di sebuah kawasan kota yang terkenal karena merupakan jalanan tempat berdirinya rumah-rumah kayu kuno yang memiliki historis tinggi.
"Nilai Dukezong terletak pada arsitektur dan integritas fungsional . Kebakaran itu menghancurkan pola kota yang sudah ada sejak zaman kuno dan memberikan pukulan fatal bagi penelitian di wilayah tersebut serta budaya tradisional," kata Li Gang, Diqing Tibet, seperti dikutip asiaone, Selasa (14/1).
BACA JUGA: Tinggal Tulang-Kulit, Pecandu Miras Ingin Capai Umur 35
Meskipun tidak ada laporan korban jiwa , lebih dari 2.600 orang dievakuasi dari lokasi. Tak kurang dari 2.000 petugas pemadam kebakaran, tentara, polisi dan relawan yang terlibat dalam operasi penyelamatan berjuang selama lebih dari 10 jam untuk memadamkan api.
Red Army Long Museum dan Diqing Museum selamat, namun setengah dari Dukezong musnah dalam kobaran api. Termasuk salah satu rumah kuno yang selama ini terawat dengan baik dan menjadi kunci situs warisan budaya provinsi dan daya tarik utama wisatawan menjadi abu.
"Menyedihkan sekali. Tidak ada yang tersisa kecuali yang rusak, dinding menghitam . Pusat kota yang pernah makmur ini benar-benar hancur dan hampir tak bisa dikenali adanya," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jual Bayi Pasien, Dokter China Dihukum Mati
Redaktur : Tim Redaksi