Lebih dari 200 orang supir taksi berkumpul di tangga gedung parlemen di Perth memprotes beroperasinya layanan aplikasi ponsel berbagi tumpangan Uber taksi.


Supir taksi di Perth mengaku tidak diperlakukan adil oleh Pemerintah Australia Barat karena membiarkan layanan UberX beroperasi sebagai taksi tanpa izin.

BACA JUGA: Universitas Queensland Miliki Perpustakaan Kerangka Manusia

 Sebelum menggelar aksi protes di gedung parlemen, ratusan supir taksi ini terlebih dahulu berkonvoi dari Bandara Perth menuju gedung parlemen untuk menyampaikan petisi mereka. Aksi unjuk rasa ini diorganisir oleh Serikat Pekerja Transportasi (TWU) mengenai apa yang mereka sebut sebagai kegagalan pemerintah negara bagian Australia Barat untuk menindak layanan aplikasi Uber Taksi meskipun telah ada kesepakatan kalau pengoperasional layanan Uber merupakan bentuk pelanggaran serius di Australia Barat. Seorang pengemudi taksi bernama Muhammad Abdullah mengatakan tidak ada keadilan. "Saya sudah bersusah payah bekerja di industri ini dan tiba-tiba saja datang orang-orang dari Uber Taks dan mereka mengendarai mobil seharga $3,000 hingga  $4,000 dan mereka dengan mudah beroperasi mencari pelanggan," katanya. "Jika tidak menggunakan seragam saja kami bisa didenda $250," katanya. Abdullah juga mengatakan industri layanan taksi tidak mendapat dukungan dari pemerintah. "Setiap saat pemerintah selalu mengatakan kami akan menyelidiki masalah ini, berapa lama mereka akan melakukannya," katanya. "JIka memang layanan ini bermasalah dan melanggar aturan maka seharusnya pemerintah mengambil tindakan," Penyelenggara aksi ini, Steve Perkusich mengatakan aksi pengemudi taksi ini bertujuan untuk memunculkan kesadaran mengenai dampak negatif hadirnya layanan Uber terhadap industri taksi, bukan untuk menyulitkan publik. Perkusich mengatakan Pemerintah Australia Barat telah membiarkan Uber beroperasi secara ilegal sementara para pengemudi taksi banyak kehilangan pendapatan mereka karena harus bersaing dengan layanan mereka. Namun Menteri transportasi Dean Nalder mengatakan pemerintah Australia Barat telah mengajukan gugatan pertama mereka'terkait dengan layanan UberX yang beroperasi tanpa izin,"
 Dalam sebuah pernyataan, departemen transportasi mengatakan "pihaknya terus menyelidiki layanan Uber dan hasil investigasi ini dapat menjadi bahan penuntutan mereka berikutnya,' "Dan masih banyak lagi hasil temuan meraka berikutnya yang akan rampung dalam beberapa pekan mendatang," katanya.  Departemen Transportasi telah mengajukan tuntutan atas pengemudi UberX yang beroperasi  sebagai taksi namun tidak menggunakan nomor taksi. Di WA, setiap kendaraan yang membawa penumpang dengan membayar harus memiliki izin operasional sebagai taksi atau omnibus. Nalder mengatakan namun industri taksi perlu ditingkatkan persaingannya. Sementara perusahaan taksi tidak sering kali kurang inovasi untuk mendongkrak rantai bisnis mereka. Layanan UberX diluncurkan pertama kali di Perth pada bulan Juli tahun langsung menuai protes luas dari industri taksi. Layanan ini memungkinkan penumpang untuk menggunakan aplikasi di smartphone mereka langsung untuk memesan kendaraan pribadi sewaan setelah memberikan informasi pribadi, termasuk rincian kartu kredit. Uber Perth mengatakan sudah waktunya otoritas politik WA menerapkan regulasi yang masuk akal bagi layanan mereka. Dewan Taksi tidak bersedia berkomentar apakah mendukung protes ini atau tidak,  tapi kepala eksekutif Joanna Lockyer berterima kasih kepada masyarakat atas dukungan mereka. 

 

BACA JUGA: Canberra Berduka Atas Kematian Harimau Sumatera Bernama Berani

BACA JUGA: Kisah Pelajar di Australia: Jangan Takut Untuk Menjelajahi Dunia Baru

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tony Abbott Minta Negara Eropa Perketat Perbatasan

Berita Terkait