Ratusan warga miskin yang datang dari sejumlah desa tersebut datang berbondong-bondong ke pendopo sejak pukul 09.00 WIB sesuai dengan kupon undangan yang bergambar pasangan calon Agung-Athoilah. Dalam kupon tersebut, mereka dijanjikan akan mendapat beras masing-masing 5 kilogram dari sang Bupati. Kedatangan mereka membuat pihak pendopo kaget karena merasa tidak mengeluarkan kupon tersebut.
"Awalnya saya percaya saja jadi hanya nurut saja, dapat kupon untuk mendapat beras 5 kilo jam 9 di pendopo, tapi ternyata saya tertipu. Tapi ya sudahlah yang dikerjai tidak hanya saya ini," kata Wiwi (34), salah satu warga penerima kupon.
Informasi terhimpun menyebutkan, kupon palsu tersebut beredar luas di kalangan masyarakat. Kali pertama, ratusan kupon palsu tersebut diterima oleh seorang penarik becak dari seorang pengendara sepeda motor yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Dalam waktu singkat, kupon yang bergambar bupati tersebut tersebar kepada ratusan warga lainnya.
Sementara Agung Widyantoro mengaku tidak pernah mengeluarkan atau memerintahkan untuk pembagian kupon tersebut. Pihaknya menengarai pembagian kupon palsu tersebut merupakan manuver menghasut warga terhadap pencalonannya. Dirinya meminta warga untuk bisa menyikapinya secara bijak. "Antusiasme masyarakat dalam pesta rakyat, ini jangan dibikin pesta yang tidak baik dengan mengombang-ambingkan rakyat dengan fitnah keji, memperkeruh suasana. Saya tidak mengeluarkan kupon itu. Kalau toh kami sedekah, kami salurkan secara resmi tidak untuk politik."
Pihaknya mengaku pasrah terhadap dugaan politik yang lancarkan kepadanya. "Saya berserah diri kepada Allah saja, kalaupun saya difitnah semoga pahala yang memfitnah itu menjadi kebaikan buat kami, kami makin sabar dan kuat mendapat ridho Allah dengan hasil yang bermartabat," tandasnya. (ism)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Petinggi GAM Hadiri HUT TNI
Redaktur : Tim Redaksi