JAKARTA - Perhelatan pilgub Jawa Barat (Jabar) akan mencapai puncaknya pada Minggu (24/2) ikut memengaruhi agenda Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia sebenarnya berencana melakukan kunjungan sekaligus inspeksi mendadak (sidak) ke Cikampek, Jawa Barat, kemarin (22/2).
Namun, rencana tersebut batal karena SBY beranggapan waktunya berdekatan dengan pilgub Jabar. "Saya diberi tahu bahwa hari ini di Jawa Barat hari tenang atau Minggu tenang yang berkaitan dengan pilgub nanti," kata SBY di kantor presiden kemarin (22/2).
Sejak Rabu lalu (20/2), SBY melakukan rangkaian kegiatan turun ke bawah (turba) ke Jawa Tengah (Jateng). Dari Jakarta, SBY menuju Tegal, lalu lanjut ke Pemalang. Nah, dari Pemalang SBY sebenarnya berencana singgah di Cikampek.
Kegiatan yang telah dirancang adalah berdialog dengan para petani sekaligus meninjau panen padi dan tanam padi di sebuah lokasi persawahan. Selain itu, SBY ingin mengunjungi pasar lokal untuk melihat harga sembako. "Terutama, harga daging sapi yang oleh banyak konsumen dikatakan naik cukup signifikan dan sejumlah bahan pangan yang lain," jelasnya.
Di luar itu, SBY berencana meninjau fasilitas sekolah dasar di wilayah tersebut. Tetapi, karena pilgub Jabar yang sudah memasuki "fase kritis" menjelang hari pemungutan suara, SBY memutuskan untuk membatalkannya.
Bisa jadi pembatalan itu berkaitan dengan posisi cagub incumbent Ahmad Heryawan yang diusung PKS. Bila presiden datang ke suatu wilayah, sesuai dengan kebiasaan, gubernur di wilayah tersebut akan hadir mendampingi.
Di satu sisi, kesempatan itu bisa menjadi panggung gratis bagi Ahmad Heryawan selaku gubernur Jabar. Di lain sisi, semua ucapan SBY yang mungkin bernada negatif juga bisa dimanfaatkan untuk "menyerang" balik Ahmad Heryawan. Padahal, koalisi Partai Demokrat, PAN, PKB, dan Partai Gerindra mengusung Dede Yusuf. Sepertinya, SBY yang juga ketua Dewan Pembina Partai Demokrat menghitung persoalan tersebut.
SBY menyampaikan, kegiatannya di Cikampek memang tidak berhubungan dengan pilgub. Hanya, dia ingin menghormati KPU dan KPUD, jajaran bawaslu, serta semua kandidat gubernur dan wakil gubernur di Jabar.
"Saya khawatir kehadiran saya bisa dimanipulasi atau digoreng ke sana-kemari sehingga tidak membawa kebaikan," terangnya. SBY menyebut, dirinya patuh dan taat kepada aturan KPU dan bawaslu.
"Saya tidak ingin melakukan kegiatan yang bisa ditafsirkan memengaruhi pilgub di Jawa Barat," jelasnya. Dia berjanji secepatnya berkunjung ke Cikampek setelah perhelatan pilgub Jabar selesai.
Sementara itu, pasangan Irianto M.S. Syaifudin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim yang diusung Partai Golkar bukan merupakan favorit pemenang pemilihan gubernur Jawa Barat. Meski begitu, Partai Golkar masih optimistis pasangan yang mereka usung itu masuk ke putaran kedua pilgub Jabar.
"Kalau putaran kedua, kita mesti masuk," ujar Sekjen Partai Golkar Idrus Marham kemarin (22/2).
Menurut Idrus, Partai Golkar yakin bahwa Yance Tatang akan memiliki suara signifikan. Meski pada awalnya tidak difavoritkan, popularitas keduanya dinilai terus menanjak di sejumlah tahap pilgub Jabar. "Kita punya keyakinan. Pak Yance dengan gerakan yang ada selama lima bulan terakhir ini sangat intensif," ujarnya.
Hal yang terpenting, kata Idrus, perbedaan popularitas Yance-Tatang yang hanya sekian persen kini rata-rata tidak sampai 10 persen dengan pasangan lain.
Di atas Yance-Tatang, ada pasangan Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki, Dede Yusuf-Lex Laksamana, dan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar di posisi teratas dalam berbagai survei. "Memang di atas ada siapa, terus siapa lagi, tapi kan masih pada batas-batas yang belum memberikan jaminan bahwa yang nomor satu itu terpilih," ujarnya.
Sebagai contoh, lanjut Idrus, salah satu survei menyebut posisi Aher-Deddy berada di 30-an persen. Sementara itu, Yance berada di kisaran 18 persen. Idrus menyebut, perbedaan tersebut masih berada dalam batas-batas yang bisa diatasi. "Bahkan, bisa dilewati semua," ujarnya.
Idrus menambahkan, jika Yance-Tatang masuk putaran kedua, Partai Golkar tak harus menggalang koalisi dengan pihak yang tidak lolos. Sebab, perolehan suara tidak dipengaruhi gerbong, melainkan kualitas pasangan calon. "Itu tidak secara otomatis suaranya pindah," tuturnya.
Masa kampanye pilgub Jabar telah berakhir. Saat ini pilgub Jabar sudah memasuki tahap masa tenang. Pemungutan suara pilgub Jabar direncanakan dilaksanakan pada 24 Februari. (pri/bay/c8/c7/agm)
Namun, rencana tersebut batal karena SBY beranggapan waktunya berdekatan dengan pilgub Jabar. "Saya diberi tahu bahwa hari ini di Jawa Barat hari tenang atau Minggu tenang yang berkaitan dengan pilgub nanti," kata SBY di kantor presiden kemarin (22/2).
Sejak Rabu lalu (20/2), SBY melakukan rangkaian kegiatan turun ke bawah (turba) ke Jawa Tengah (Jateng). Dari Jakarta, SBY menuju Tegal, lalu lanjut ke Pemalang. Nah, dari Pemalang SBY sebenarnya berencana singgah di Cikampek.
Kegiatan yang telah dirancang adalah berdialog dengan para petani sekaligus meninjau panen padi dan tanam padi di sebuah lokasi persawahan. Selain itu, SBY ingin mengunjungi pasar lokal untuk melihat harga sembako. "Terutama, harga daging sapi yang oleh banyak konsumen dikatakan naik cukup signifikan dan sejumlah bahan pangan yang lain," jelasnya.
Di luar itu, SBY berencana meninjau fasilitas sekolah dasar di wilayah tersebut. Tetapi, karena pilgub Jabar yang sudah memasuki "fase kritis" menjelang hari pemungutan suara, SBY memutuskan untuk membatalkannya.
Bisa jadi pembatalan itu berkaitan dengan posisi cagub incumbent Ahmad Heryawan yang diusung PKS. Bila presiden datang ke suatu wilayah, sesuai dengan kebiasaan, gubernur di wilayah tersebut akan hadir mendampingi.
Di satu sisi, kesempatan itu bisa menjadi panggung gratis bagi Ahmad Heryawan selaku gubernur Jabar. Di lain sisi, semua ucapan SBY yang mungkin bernada negatif juga bisa dimanfaatkan untuk "menyerang" balik Ahmad Heryawan. Padahal, koalisi Partai Demokrat, PAN, PKB, dan Partai Gerindra mengusung Dede Yusuf. Sepertinya, SBY yang juga ketua Dewan Pembina Partai Demokrat menghitung persoalan tersebut.
SBY menyampaikan, kegiatannya di Cikampek memang tidak berhubungan dengan pilgub. Hanya, dia ingin menghormati KPU dan KPUD, jajaran bawaslu, serta semua kandidat gubernur dan wakil gubernur di Jabar.
"Saya khawatir kehadiran saya bisa dimanipulasi atau digoreng ke sana-kemari sehingga tidak membawa kebaikan," terangnya. SBY menyebut, dirinya patuh dan taat kepada aturan KPU dan bawaslu.
"Saya tidak ingin melakukan kegiatan yang bisa ditafsirkan memengaruhi pilgub di Jawa Barat," jelasnya. Dia berjanji secepatnya berkunjung ke Cikampek setelah perhelatan pilgub Jabar selesai.
Sementara itu, pasangan Irianto M.S. Syaifudin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim yang diusung Partai Golkar bukan merupakan favorit pemenang pemilihan gubernur Jawa Barat. Meski begitu, Partai Golkar masih optimistis pasangan yang mereka usung itu masuk ke putaran kedua pilgub Jabar.
"Kalau putaran kedua, kita mesti masuk," ujar Sekjen Partai Golkar Idrus Marham kemarin (22/2).
Menurut Idrus, Partai Golkar yakin bahwa Yance Tatang akan memiliki suara signifikan. Meski pada awalnya tidak difavoritkan, popularitas keduanya dinilai terus menanjak di sejumlah tahap pilgub Jabar. "Kita punya keyakinan. Pak Yance dengan gerakan yang ada selama lima bulan terakhir ini sangat intensif," ujarnya.
Hal yang terpenting, kata Idrus, perbedaan popularitas Yance-Tatang yang hanya sekian persen kini rata-rata tidak sampai 10 persen dengan pasangan lain.
Di atas Yance-Tatang, ada pasangan Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki, Dede Yusuf-Lex Laksamana, dan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar di posisi teratas dalam berbagai survei. "Memang di atas ada siapa, terus siapa lagi, tapi kan masih pada batas-batas yang belum memberikan jaminan bahwa yang nomor satu itu terpilih," ujarnya.
Sebagai contoh, lanjut Idrus, salah satu survei menyebut posisi Aher-Deddy berada di 30-an persen. Sementara itu, Yance berada di kisaran 18 persen. Idrus menyebut, perbedaan tersebut masih berada dalam batas-batas yang bisa diatasi. "Bahkan, bisa dilewati semua," ujarnya.
Idrus menambahkan, jika Yance-Tatang masuk putaran kedua, Partai Golkar tak harus menggalang koalisi dengan pihak yang tidak lolos. Sebab, perolehan suara tidak dipengaruhi gerbong, melainkan kualitas pasangan calon. "Itu tidak secara otomatis suaranya pindah," tuturnya.
Masa kampanye pilgub Jabar telah berakhir. Saat ini pilgub Jabar sudah memasuki tahap masa tenang. Pemungutan suara pilgub Jabar direncanakan dilaksanakan pada 24 Februari. (pri/bay/c8/c7/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Berharap Dua Putaran di Jawa Barat
Redaktur : Tim Redaksi