jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai hubungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh memang tidak baik-baik saja.
Dia memprediksi keretakan hubungan kepala negara dengan Paloh akan semakin kentara setahun jelang Pilpres 2024.
BACA JUGA: Tepis Isu Reshuffle, Paloh Sebut Jokowi Paham Nilai NasDem
"Paling lama itu bulan Februari 2023 itu akan kelihatan retaknya," kata Ray dalam diskusi yang digelar PARA Syndicate dengan tajuk "PDIP vs NasDem: Ojo Dibandingke?", Kamis (27/10).
Pendiri Lingkar Madani (Lima) itu lantas membeberkan beberapa alasan yang membuat dirinya menilai ada keretakan di hubungan Jokowi dengan Paloh.
BACA JUGA: Surya Paloh: Enggak Pernah Saya Dengar Presiden Sebut NasDem Melanggar Etika Politik
Misalnya, kata Ray, Jokowi enggan menanggapi langkah NasDem mendukung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
"Kedua, seperti kita ketahui muncul PDIP yang bersuara keras kepada NasDem, tentu ada kaitannya dengan Pak Jokowi," ungkapnya.
BACA JUGA: Jokowi Tak Sambut Pelukan Surya Paloh, Hasto PDIP: Publik Tahu Kok
Alasan berikutnya, kata Ray, muncul wacana perombakan kabinet tak lama dari momentum pendeklarasian NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres.
"Keempat yaitu pidatonya Pak Jokowi di acara HUT Golkar itu yang bilang jangan buru-buru umumkam capres," kata dia menirukan pidato Jokowi.
Ray juga menilai gestur Jokowi yang terkesan tidak mau dipeluk Paloh di puncak perayaan HUT ke-58 Golkar menjadi alasan berikutnya ada keretakan antara dua tokoh.
"Bahasa lisan situasi dari Pak Jokowi menandakan bahwa situasi batin Pak Jokowi dalam kondisi yang betul-betul merasa terpukul deklarasi oleh NasDem," katanya. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan