jpnn.com, YOGYAKARTA - Dies Natalis ke-39 Universitas Widya Mataram (UWM) diperingati untuk mengenang inisiator pendidikan Indonesia Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX.
Sebab, Sri Sultan HB IX dikenal dengan kemajuan berpikir dan keinginannya untuk memiliki kader-kader bangsa yang berintelektual dan berbudaya tinggi.
BACA JUGA: GKR Mangkubumi juga Akan Bergelar Sultan Hamengku Buwono?
Untuk mewujudkan hal tersebut, Ngarso Dalem itu mendirikan perguruan tinggi pada 7 Oktober 1982, yaitu Universitas Widya Mataram.
Dalam ziarah yang diadakan di makam Sri Sultan HB IX dan Sri Sultan HB VII pada Pemakaman Raja Imogiri, Rektor UWM Prof Edy Suandi Hamid mengatakan semangat Sri Sultan HB IX harus terus hidup dalam memajukan pendidikan nasional.
BACA JUGA: Sultan Hamengku Buwono X Minta Maaf, Kalau Memang Tidak Pas Bakal Diubah
"UWM diharapkan mampu menghasilkan sarjana, calon pemimpin bangsa yang memegang prinsip hamemayu hayuning bawana, berwatak ksatria, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai moral sawiji, yaitu teguh atau istiqomah, greget atau semangat, sengguh ora mingkuh atau rendah hati dan bertanggung jawab,” kata Edy, Selasa (5/10).
Edy mengenang Sri Sultan HB IX sebagai sosok yang memiliki jejak peran yang besar karena dia pernah menjadi pendukung berdirinya Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 16 Desember 1949 sebelum mendirikan UWM.
BACA JUGA: Sebaiknya Media Pakai Nama Hamengku Buwono X, Bukan HB Ka 10
Saat itu, UGM memiliki enam fakultas yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra dan Filsafat, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan.
Kegiatan perkuliahan masa itu dilakukan di Sitinggil, Pagelaran, sebagian Mangkubumen, dan Kraton Yogyakarta.
Ketika mendirikan UWM, lanjut Edy, Sri SUltan HB IX memiliki visi agar UWM berorientasi pada pusat pendidikan kepemimpinan yang berkarakter budaya dan peduli lingkungan.
Diketahui, tema Dies Natalis ke-39 ini ialah Hamemayu Hayuning Widya Mataram, atau tekad universits ini ikut memelihara dan memperindah jagad raya ini dengan mengedukasi publik dan melahirkan insan berkualitas.
Edy mendorong para pejuang pendidikan untuk tidak pernah merasa lelah dan menyerah dalam mewujudkan kampus yang menjadi laboratorium pendidikan kebudayaan.
Menurutnya, UWM harus menjadi titik tolak menuju kemajuan pendidikan tinggi yang dicapai melalui proses kerja keras dan kolaborasi antarcivitas akdemika.
“Kita semua untuk saling membantu dalam kondisi apapun agar tercipta kesejahteraan dan kemaslahatan bersama,” ujar Edy Suandi Hamid.
Sebelum acara ziarah, keluarga besar UWM mengadakan syukuran melalui acara lomba menghias tumpeng, di kompleks kampus Mangkubumen, Yogyakarta, Senin (4/10). (mcr9/jpnn)
Redaktur : Adil
Reporter : Dea Hardianingsih