Rayakan Hari Kartini, Grant Thornton Indonesia Dukung Pengembangan Kesehatan Mental Perempuan

Kamis, 21 April 2022 – 13:05 WIB
Director dan Founder Analisa Personality Development Center (APDC) Analisa Widyaningrum dalam webinar memperingati Hari Kartini. Foto: dok. Grant Thornton Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Grant Thornton Indonesia mengadakan webinar dalam bentuk talkshow interaktif dengan tema pentingnya kesadaran akan pengembangan kesehatan mental untuk mendukung perempuan Indonesia dalam menjalani peran ganda dalam keluarga dan pekerjaan.

Webinar ini menghadirkan Analisa Widyaningrum, selaku director dan founder Analisa Personality Development Center (APDC), psikolog, dan juga pegiat sosial.

BACA JUGA: Jadi Buruan Tim Resmob, Oknum Polisi Bripda PS Ditembak

Dalam paparannya, Analisa mengungkapkan saat ini masih terdapat stigma tentang perempuan, seperti tidak layak untuk berpendidikan tinggi, tidak layak memiliki peran penting dalam masyarakat, dibatasi kemampuan dan kebebasan berpikir serta terbatas hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

“Dengan stigma-stigma yang ada di masyarakat tentang perempuan, terutama perempuan bekerja, kita sebagai perempuan terkadang ditempatkan dalam dua pilihan antara bekerja dan keluarga. Padahal, kita bisa menjalankan dua peran tersebut dengan cara tetap me-manage perasaan, emosi, dan waktu kita,” ujar Analisa.

BACA JUGA: Dikritik Gegara Lambat Rekrut Pemain Baru, Dirut PSM Bilang Begini

Terdapat beberapa hal yang menjadi penghalang bagi wanita untuk berkembang serta terlibat dalam berbagai sektor, seperti ketakutan dalam menghadapi risiko, insecure/rendahnya kepercayaan diri, takut akan kegagalan, diskriminasi dan stigma masyarakat serta budaya high power distance (di mana perempuan dianggap tidak lebih mampu daripada laki-laki).

“Padahal, berdasarkan riset yang ada, perempuan dalam dunia kerja terbukti dapat memberikan keputusan yang lebih cepat karena mereka mempunyai empati yang lebih tinggi sehingga perempuan dapat melengkapi para pria yang cenderung lebih menggunakan logika. Perempuan juga bisa lebih terbuka dan komunikatif sehingga hubungan dalam pekerjaan lebih positif. Perempuan dalam perusahaan, terutama sebagai pengambil keputusan juga dapat menambah profit perusahaan. Kemampuan multitasking yang dimiliki perempuan juga memungkinkan perempuan dapat tetap fokus dalam pekerjaannya dan juga mengurus rumah tangga sekaligus,” ucap Analisa.

Para ibu bekerja memiliki peran ganda, yaitu bekerja dan juga menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Berperan ganda terutama dalam masa pandemi seperti ini tentu mempengaruhi kondisi psikologis mereka terutama dalam hal pekerjaan. Pemberdayaan secara psikologis menjadi penting dalam menghadapi perubahan dan untuk meningkatkan performa di tempat kerja karena dapat meningkatkan sense of personal control yang dapat memotivasi dalam bekerja untuk mendapatkan hasil positif.

“Agar kita sebagai perempuan bisa tetap fokus untuk menjalani peran kita dan melawan stigma yang ada di masyarakat, ada beberapa karakter yang penting untuk kita miliki. Yang pertama adalah self care di mana kita harus mengapresiasi diri sendiri baik secara fisik, psikis dan spiritual. Kedua, terus mengeksplor diri sendiri dan juga mengolah kemampuan yang kita miliki. Terakhir, perempuan juga harus memiliki growth mindset, di mana kita percaya bahwa kemampuan kita dapat dikembangkan melalui dedikasi, kerja keras, dan juga feedback dari orang lain,” tutur Analisa.

Wanita juga harus bisa melakukan manajemen stress dengan kembali menentukan tujuan awal mereka dalam menjalankan peran ganda mereka dalam bekerja dan mengurus rumah tangga.

Konsep baru Work-Life Harmony bukan Work-Life Balance, pekerjaan dan kehidupan seharusnya tidak dipisahkan atau diseimbangkan, namun, disinergikan dengan porsi yang tidak selalu harus sama.

“Memaknai Hari Kartini, emansipasi menjadi kata yang melekat di benak perempuan saat ini. Ibu Kartini benar-benar memikirkan nasib bangsa. Semangat seorang Kartini merupakan manifestasi perempuan Indonesia mengambil perannya dalam hal kemajuan bangsa. Berdasarkan laporan tahunan Grant Thornton “Women in Business” makin banyak perempuan Indonesia yang menempati jabatan manajemen senior termasuk C-level, menandakan kontribusi signifikan para perempuan di Indonesia di perusahaan tempat mereka bekerja,” ujar Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia.

Menurut dia, memiliki peran ganda sebagai seorang ibu dan perempuan bekerja merupakan tantangan tersendiri. Besarnya peran dan tanggung jawab yang diemban perempuan makin terasa sejak masa pandemi Covid-19 dua tahun terakhir.

"Maka dari itu, Grant Thornton Indonesia bersama dengan Mbak Analisa berbagi kiat-kiat memperkuat kesehatan mental bagi para perempuan Indonesia dalam menjalankan perannya sebagai ibu dan perempuan bekerja secara optimal,” ujarnya.

“Ke depannya, Grant Thornton akan terus mendukung perempuan Indonesia untuk menggali potensi yang dimiliki agar menjadi inspirasi perempuan lainnya untuk memberi dampak luas baik dalam keluarga maupun di masyarakat,” tutup Johanna. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler