Rayakan Imlek Tahun Ini, Mohon Tetap di Rumah Saja

Kamis, 11 Februari 2021 – 21:27 WIB
Warga membersihkan tempat berdoa jelang perayaan Imlek di Wihara Dharma Bhakti atau Kim Tek Le di kompleks pecinan Petak Sembilan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1). Ilustrasi Foto : Natalia

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan meminta publik menahan diri jelang libur Imlek dan akhir pekan dari 12-14 Februari 2021.

Setidaknya masyarakat tidak bepergian selama momen liburan panjang ini.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anies Baswedan Meredup di 2024, Untung Bukan Pak Ganjar, Kapolri Minta Tambah Pasukan

"Mari menjadi masyarakat yang bijak dan cerdas belajar dari masa lalu, serta berani mengatakan untuk tetap di rumah saja dalam merayakan Imlek tahun ini," Ede dalam keterangan resmi yang disampaikan tim hubungan masyarakat Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (11/2).

Dia mengatakan, tren selama hampir setahun pandemi COVID-19, liburan panjang berarti potensi kenaikan jumlah kasus. 

BACA JUGA: SE Terbaru MenPAN-RB: PNS dan PPPK Dilarang ke Luar Daerah

Mengacu data, peningkatan itu bisa sebesar 40 persen setelah liburan panjang. Pada dasarnya, prinsip penanganan penyakit menular seperti COVID19 adalah memutus transmisi penularan dari sumbernya. 

"Untuk meredam penularan, pilihannya adalah memutus hubungan orang agar tidak berkomunikasi dalam hal ketemu fisik sehingga tidak terjadi penularan," kata 

BACA JUGA: ASN, TNI dan Polri Dilarang Bepergian ke Luar Kota Saat Libur Imlek, Begini Respons Azis Syamsuddin

Sebelumnya, Indonesia sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di awal April 2020 dengan sangat ketat dan hasilnya kasus tertahan. 

"Namun, kemudian kita tergoda dengan mudik dan pulang kampung maka jumlah kasus meningkat. Kemudian di Agustus naik lagi sampai liburan Natal dan tahun baru. Semuanya memiliki rumus yang sama, yaitu liburan kemudian perjalanan atau mobilitas, lalu terjadi kerumunan," paparnya.  

Menurut Dr. Ede, pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang makin kecil masuk ke mikro sebenarnya ideal supaya gerak langkah virus tidak membesar. 

"Untuk implementasinya membutuhkan keseriusan. Lakukan penemuan kasus secepat-cepatnya. Bila memungkinkan, hari ini kontak besok sudah ditentukan statusnya. Perlu ada bantuan untuk orang-orang membutuhkan terutama bahan-bahan dasar seperti makanan. Maka mereka bisa stay at home, menyembuhkan diri sendiri, tidak menularkan kepada orang lain, dan harapannya jumlah kasus makin mengecil," ujar dia. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler