JAKARTA - Pada hari jadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ke-61 hari ini, dukungan mengalir kepada anggota kesatuan elit TNI AD itu yang menjadi pelaku penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, DIY. Salah satu dukungan mengalir dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pria yang menjadi pendamping Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama periode 2004-2009 itu berharap mahkamah militer tidak hanya mempertimbangkan aspek hukum dalam mengadili para pelaku. Pasalnya, secara moral penyerangan yang dilakukan 11 anggota Kopassus itu dilandasi niat yang baik.
Kesebelas anggota Grup 2 Kopassus Kartosuro menyerang Lapas Cebongan untuk membalas dendam kepada empat orang preman yang ditahan di lapas tersebut. Keempat preman itu merupakan tersangka pengeroyokan terhadap anggota Kopassus Sertu Heru Santoso.
"Manusia tidak ada yang 100 persen sempurna secara hukum tentu ada kesalahan, tapi secara moral tentu lain pertimbangannya," kata JK usai menghadiri acara HUT Kopassus ke-61 di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (16/4).
Pria asal Sulawesi Selatan itu juga meminta masyarakat tetap menghargai jasa-jasa Kopassus selama ini. Menurutnya, Kopassus adalah tulang punggung militer Indonesia dan harus terus didukung masyarakat.
Di lokasi yang sama, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengeluarkan pernyataan senada. Pria yang akrab disapa Bang Yos itu berharap para pelaku mendapat hukuman yang adil bukan hukuman berat.
"Semua masalah harus dipertimbangkan, apa latar belakang dari peristiwa ini perlu dipertimbangkan oleh majelis hakim, nantinya itu harapan kami," ujar Sutiyoso.
Meski begitu, mantan Wadanjen Kopassus itu mengaku tetap tidak setuju dengan aksi main hakim sendiri yang dilakukan para penyerang Lapas Cebongan. Pasalnya, perbuatan seperti itu tidak efektif untuk memberantas premanisme dalam jangka panjang.
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu juga tidak setuju jika tugas memberantas preman dibebankan kepada Kopassus. Menurutnya, misi pemberantasan preman harus dilakukan dengan kerjasama yang melibatkan berbagai pihak.
"Harus komprehensif, kasih ketrampilan yang lain, tidak cukup ditangkap (preman-red), nanti balik lagi ke situ. Artinya kan harus ada kerjasama polisi, pemda, dinas sosial. Nanti tentara bisa melatih dari segi mental dan disiplin," papar Sutiyoso.
Berbeda dengan kedua tokoh senior TNI tersebut, mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto justru enggan berkomentar banyak terkait kasus Cebongan. Menurutnya, pernyataan mengenai kasus itu lebih tepat dikeluarkan oleh pimpinan TNI AD.
"KSAD telah memberi statement dan saya sudah pelajari, itu mencerminkan semangat kita semua. Saya dukung itu, kita satu suara saja," ujar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut.
Sementara itu Danjen Kopassus, Mayjen Agus Sutomo menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran HAM dalam kasus penyerangan Lapas Cebongan. Ia berharap proses hukum terhadap 11 anak buahnya yang menjadi pelaku penyerangan bisa berjalan seadil-adilnya. "Yang salah akan mendapat sanksi adil. Tapi di balik kesalahan itu ada pesan moral untuk kepentingan masyarakat lebih besar," ucap Agus.
Selain para tokoh di atas, acara perayaan HUT Kopassus ke-61 juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Waketum Partai Gerindra Fadli Zon, dan Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso. Hadir pula sejumlah artis senior seperti Sys NS, Yati Octavia, Pangky Suwito, dan Dewi Yul.
Sedangkan sesepuh Kopassus yang hadir di antaranya Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan, dan Jenderal (Purn) Hendropriyono.Acara perayaan HUT Kopassus berlangsung meriah dengan berbagai pertunjukan aksi keterampilan anggota Kopassus. Selain itu undangan juga dihibur dengan penampilan dari artis musik pop. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kencan dengan Pelajar, Politikus PPP Memalukan
Redaktur : Tim Redaksi