JAKARTA-Berbagai isu yang menyeret nama Anas Urbaningrum dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk melengserkan Anas dari kursi ketua umum Partai Demokrat. Usaha pelengseran tersebut tampak kentara dan justru diduga diskenario oleh petinggi partai berlambang mercy tersebut.
Ketua Departemen Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat asal Bali I Gede Pasek Suardika menegaskan, Dewan Pembina Partai tidak berhak mengusulkan pergantian ketua umum, meminta ketua umum non aktif, meminta kongres luar biasa (KLB), atau menunjuk pejabat sementara (Pjs) ketua umum.
Karena, berdasarkan pasal 14 ayat 3 AD Partai Demokrat, wewenang Dewan Pembina hanya sebagai pengarah dan pembinaan dalam menjaga nilai-nilai dan ideologi partai. Kongkretnya, Dewan Pembina Cuma berhak memberikan pengarahan dan pembinaan, tak berwenang mengganti atau melengserkan ketua umum, mengusulkan KLB, dan lain-lain.
Makanya, kalau rapat Dewan Pembina yang agendanya mengganti ketua umum, itu kesalahan materi rapat. Karena yang punya kewenangan mengganti ketua umum itu hanya kongres luar biasa, bukan 20 orang yang kumpul-kumpul sambil minum kopi lalu mengusulkan pencopotan ketum seperti mengganti kepala sekolah atau direksi perusahaan.
"Secara logika, rapat Dewan Pembina Partai Demokrat kemarin itu tidak nyambung dan kalau ditolerir, mau dikemanakan suara DPD dan DPC se-Indonesia, apakah mereka dianggap sebagai asesoris saja,’’ kata Pasek Suardika kepada wartawan, kemarin.
Namun Pasek bersyukur setelah para seniornya yang duduk di Dewan Pembina membantah bahwa rapat tersebut untuk mencopot atau melengserkan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. ”Harap tahu saja, pendukung Anas itu kuat, semakin Anas ditekan, dukungannya semakin mengkristal,” ujar Pasek yang anggota Komisi II DPR itu.
Sementara Ketua DPP Bidang Hukum dan HAM, Benny K Harman mengingatkan kepada seluruh kader Demokrat supaya menghormati ketua umumnya. "Jangan sepelekan dia, karena menurut pandangan saya, publik sekarang ini menghendaki tokoh muda jadi pemimpinnya,’’ kata Benny.
Menurut Benny, semua pihak tidak bisa menuduh Anas terlibat dalam tindak korupsi tanpa fakta hukum yang jelas. Karenanya, proses politik di internal Demokrat juga belum bisa dilakukan selama tidak ada bukti hukum.Benny berharap para seniornya di Dewan Pembina menghormati proses hukum, karena segala sesuatu di partainya, diatur dalam AD/ART. ”Alasan pemberhentian ketua umum harus sesuai AD/ART, tidak bisa sembarangan,” tandasnya.
Sementara, saat ditanya, apa saja agenda rapat DPP Partai Demokrat yang dipimpin Anas Urbaningrum, Benny menyebut, salah satunya membahas soal banyaknya rayap dan parasit yang menggerogoti Partai Demokrat. "Kita akan membahas makin banyaknya rayap baik dan parasit baik yang berasal dari dalam partai maupun rayap kiriman," ujarnya tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud rayap dan parasit dari dalam dan luar partainya itu.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Fraksi Demokrat, Sutan Bhatoegana mensinyalir ada kelompok ikan KOI (maksudnya, kelompok orang-orang yang menebar isu negatif) di internal Demokrat. Kelompok ikan KOI tersebut, ingin memakan Anas dan punya target lain untuk menghabisi Partai Demokrat.
"Ikan KOI ini kerjanya goyang sana goyang sini, kalau Anas Urbaningrum sabar, tabah, malah jadi asyik goyangan itu,’’ kata Sutan juga tanpa mau mengatakan terus terang kelompok mana yang dia maksud ikan KOI tersebut.
Menurut Batoeghana, kelompok KOI ini tidak mendapat dukungan dari SBY. Tapi selalu saja berupaya untuk memakan Anas dan target lainnya. "Nggak ada yang beri makan karena mereka sudah punya makanan masing-masing. Sekarang Anas, tinggal memilah dan memilih,’’ katanya.
Sependapat dengan Benny, Sutan Bhatoegana juga membenarkan adanya rayap-rayap yang berupaya menggerogoti Partai Demokrat. Kata dia, rayap-rayap itu menghabiskan tiang penopang di Demokrat. ‘’Rayap-rayap itu bikin keropos. Beda dengan ikan KOI, kalau ngasih makannya tepat, nggak jadi masalah. Tapi kalau rayap bisa bikin kropos dan rayap itu harus disemprot sampai mati,’’ tandasnya.
Rayap dan parasit itu juga yang paling bernafsu mengincar kursi ketua umum Partai Demokrat. Karena itu, tegasnya, sekarang Anas terus melakukan konsolidasi partai, karena kalau tidak, rayap-rayap tersebut dapat menghabisi Demokrat. ‘’Ya, kalau partai keropos, bagaimana bisa menang,’’ ujarnya. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rahmat Shah Kandidat Terkaya
Redaktur : Tim Redaksi