RD: 10 Hari Terakhir Waktu Terburuk Bagi Saya dan Pemain

Minggu, 22 Juli 2018 – 15:00 WIB
Rahmad Darmawan. Foto: Budiman/sumeks.co.id/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan usai pertandingan mengatakan, kekalahan 0-3 atas Arema FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring merupakan tanggungjawabnya.

Sebab, sepuluh hari terakhir menurutnya merupakan waktu terburuk bagi dirinya dan pemain.

BACA JUGA: Alfin: Selebrasi Itu Buat yang tak Pikirkan Perasaan Saya

Mulai dari kepergian sejumlah pemain, permasalahan dengan manajemen terkait gaji, hingga kurangnya waktu istirahat dari partai tandang saat melawat ke Tenggarong.

“Harus diakui tim kita hari ini hanya sanggup bermain 45 menit. Sepuluh hari terakhir kita tidak melakukan latihan dengan kualitas bagus,” jelasnya.

BACA JUGA: Sriwijaya FC Kalah, Suporter Rusak 355 Kursi Stadion

Ketimpangan dari segi fisik, jelas terlihat. Sriwijaya FC sebetulnya mampu bermain efektif di babak pertama dengan sejumlah pergerakan yang mengancam gawang Srdan Ostojic.

Namun, seperti yang disampaikan RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, tak ada perubahan yang signifikan di babak kedua.

BACA JUGA: Barito Putera Tanpa Pablo Pino Saat Jamu Persib Bandung

Ditinggal seluruh pemain kunci di lini belakang membuat gawang Teja Paku Alam terus mendapat ancaman. Mulai dari menit 51 saat Ridwan Tawainela mampu memaksimalkan blunder menjadi gol, saat Teja kurang erat mencengkeram bola saat hujan mulai turun.

Lalu gol Rivaldi Bawuo di menit 65 dan Nur Hadianto pada menit 76, meruntuhkan mental skuat Jakabaring. Hal itu dirasakan oleh kapten tim Yu Hyun Koo yang terlihat marah saat digantikan oleh M Rafif, dengan membuang ban kapten di lengannya.

“Pemain kita punya keterbatasan dengan persiapan menghadapi dua pertandingan terakhir ini. Seperti Yu, dia telah meminta maaf, karena apa yang dilakukannya biasa ditemui. Saya justru respek, karena di kamar ganti, dia juga meminta maaf rekannya. Dia bermain baik,” katanya.

Untuk paruh musim tersisa, RD belum mau bicara lebih jauh mengenai target di awal musim. Menurutnya, semua harus introspeksi. Sepakbola, menurutnya, tidak seperti mengkhayal dimana butuh persiapan dan banyak hal.

Sepakbola juga berkaitan dengan kondisi pemain yang dinamis. Menurutnya, kondisi perasaan dan mental pemain harus betul-betul dijaga ke depan agar Sriwijaya FC bisa kembali ke performa awal dan suasana yang sebelumnya ada.

Hanya saja, pensiunan tentara berpangkat terakhir Mayor itu mengibaratkan jika saat ini Sriwijaya FC adalah sebuah pasukan yang diminta untuk terus bertanding. Dimana para musuh saat ini tengah membombardir markas, dan para pemain sebagai pasukan harus bertahan dengan maksimal.

“Percayalah, kita belum menyerah. Kita ingin happy ending. Suasana dalam tim kembali lagi seperti semula, dan problem yang terjadi semuanya beres. Tak ada lagi berita simpang siur yang membingungkan masyarakat. Saya lebih senang mengajak, ayo kita hadapi ini bersama,” tegasnya. (aja/ce1)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sriwijaya FC vs Arema FC: Rahmad Darmawan Bilang Begini


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler