RDP Komisi VII: Hanya Produksi Migas Pertamina yang Meningkat

Jumat, 07 Juni 2024 – 13:37 WIB
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina. Foto dok PHE

jpnn.com, JAKARTA - Produksi migas nasional untuk wilayah kerja Pertamina mengalami peningkatan produksi, meski secara nasional produksi migas nasional menurun.

Pencapaian tersebut mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR, PT Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), dan SKK Migas, di Jakarta, pada Kamis (6/6).

BACA JUGA: Mantap! Produksi Minyak Pertamina Meningkat 10 Persen Sepanjang 2023

“Betul. Wilayah Kerja Hulu Migas yang dioperasikan Pertamina, produksi minyak pada 2022 337 ribu barel per hari, menjadi 339 ribu barel per hari pada 2023. Blok di mana kami menjadi operator, memang produksinya naik,” ujar Wakil Direktur Utama PT Pertamina, Wiko Migantoro.

Sebelumnya, anggota Komisi VII Ramson Siagian memang menanyakan meski secara domestik dari 2022 ke 2023, terjadi penurunan lifting, namun penurunan terjadi pada blok yang tidak dikelola Pertamina.

BACA JUGA: Menyambut HUT ke-59, Telkom Gelar Digiland Run 2024, Buruan Daftar!

Pada 2023 misalnya, menurut Ramson, terjadi penurunan 415 ribu BPH atau menurun dari produksi pada 2022 sebesar 417 ribu BPH.

“Berarti ada penurunan dua ribu barel per hari. Tapi rupanya operatornya ada yang bukan Pertamina, yang penurunan tertinggi adalah Cepu sebesar 7%, dengan ExxonMobil," tutur Ramson.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Rokan Dinilai Berperan Besar Menggerakkan Ekonomi Lokal

Seiring kenaikan produksi, Wiko juga menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai 3 miliar dolar AS.

“Sedangkan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) kontribusi PHE untuk negara mencapai 4,2 miliar dolar AS,” imbuh Wiko.

Sementara terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Wiko menyampaikan bahwa capaian TKDN industri hulu migas pada operasional PHE pada 2023 tercatat sebesar 60,19% atau senilai Rp37,4 Triliun. “Capaian TKDN di atas target, 2021, 2022, dan 2023, capaian kita di atas target. Bahkan di tahun 2023, angka sekitar 2% di atas target nasional,” kata Wiko.

Sementara terkait proses pengadaan, Wiko menyampaikan seluruh proses pengadaan di PHE dilakukan dengan terbuka, sesuai tata kelola yang baik.

“Transparan, bahkan menggunakan sistem digitalisasi procurement, seperti GEP Smart yang merupakan aplikasi pengadaan barang dan jasa. Selain itu juga aplikasi contracting U-Can dan aplikasi monitoring SCM, yaitu Solution,” kata Wiko.

Terkait Panitia Tender diawasi oleh pejabat berwenang. Selain itu, Panitia Tender juga harus tersertifikasi sebagai panitia tender

“Juga harus menandatangani CoC dan CoI, menyertakan Laporan Gratifikasi, dan Laporan LHKPN,” imbuh Wiko dalam rapat yang dipimpin Bambang Haryadi tersebut.

“Bahkan, untuk pendaftaran, juga diumumkan secara terbuka di website CIVD. Dan calon peserta harus yang sudah terdaftar di CIVD,” lanjutnya.

Menyikapi pemaparan PHE, anggota Komisi VII Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah menyampaikan apresiasi, terutama mengenai mengenai kontribusi TKDN.

“Terima kasih TKDN di migas sudah tinggi,” kata Gus Falah.

Gus Falah juga berharap, agar PHE terus berupaya untuk meningkatkan produksi minyak nasional.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler