MEDAN - Sejumlah pedagang dan Pedagang Kali Lima (PKL) di Pasar Tradisional Simpang Limun Medan terkejut saat dikunjungi calon Wakil Gubernur Sumut (cawagubsu) Dr RE Nainggolan MM, Kamis (17/1).
“Bapak ini tampaknya yang sering di koran itu ya, Pak RE Nainggolan ya calon Wakil Gubernur Sumut ya ?,” tanya seorang lelaki separo baya pedagang kaki lima penjual pakaian saat RE Nainggolan melintas di depan lapaknya saat memasuki pasar tradisional di Jalan Seksama Pasar Tradisional Simpang Limun Medan, yang kemudian menyalam RE Nainggolan.
Di kios tersebut, RE Nainggolan berdialog yang kemudian dikerumuni para pedagang lainnya lalu menyalami RE Nainggolan. Dalam kesempatan itu, RE Nainggolan juga sempat dielu-elukan semoga menjadi pemimpin Sumut dengan Gubernur Haji Amri Tambunan.
Bahkan para pedagang juga meminta tanggapan dan pendapat RE Nainggolan agar kehidupan para PKL dapat lebih maju kedepannya.
RE Nainggolan mengatakan kalau dirinya adalah anak seorang pedagang kaki lima juga dari Tapanuli Utara (Taput), dan pedagang kaki lima seperti mereka adalah simbol dan penggerak roda ekonomi Sumut. Jadi pedagang kaki lima merupakan kelompok yang berperan besar dalam membentuk wajah Sumut menjadi sejahtera kedepan.
“Kegiatan pedagang kaki lima memberikan kontribusi yang besar dalam aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat terutama dalam golongan ekonomi lemah,” kata RE Nainggolan.
Selain itu, lanjut RE Nainggolan, kegiatan sektor informal ini merupakan ciri ekonomi kerakyatan yang bersifat mandiri dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Ditegaskan, dirinya sangat mendukung perkembangan UKM dan koperasi, serta pedagang kaki lima. Alasannya, model inilah yang bisa membangkitkan ekonomi rakyat kedepan, khususnya di Sumut. "Model perekonomian rakyat ini juga perlu dikembangkan di pedesaan, dan tentunya harus didukung dengan infrastruktur yang baik khususnya jalan,” kata RE Nainggolan.
Pasangan Cagub Amri Tambunan itu juga menyampaikan, pembangunan infrastruktur bagi pedagang kali lima perlu dibangun pemerintah, khususnya di kabupaten/kota. Khususnya infrastruktur jalan-jalan juga perlu dibangun pemerintah hingga kedesaan. Dengan mulusnya jalan, lanjut mantan Sekdaprov Sumut ini, akan mempermudah para PKL membeli stok jualannya langsung kepada para petani. "Kalau begini PKL dan petani sama-sama diuntungkan,” papar RE Nainggolan.
Dijelaskan, dengan jalan yang baik hingga ke pedesaan juga akan membuat para petani tidak kesulitan lagi membawa hasil produk pertaniannya ke pasar atau ke kota.
Bahkan para agen/pengumpul kemungkinan akan datang ke desa untuk membeli hasil produk-produk petani, sehingga akan mengurangi cost pengeluaran para petani.
"Makanya saya selalu menyampaikan, jika saya terpilih bersama Haji Amri Tambunan sebagai Gubsu 2013-2018, kami akan membangun Sumut dari pedesaan dalam kebhinnekaan dan sejahtera dan selalu berpihak kepada para pedang tradisional dan PKL. Saya tahu bagaimana perasaan dari para pedagang tradisional dan PKL karena saya adalah seorang anak pedagang tradisional di Taput,” ucap RE Nainggolan.
Dia juga menceritakan, ibunya seorang pedagang kaki lima setiap pukul 03.00 WIB dini hari harus bangun untuk berjualan pakaian, sayur dan kebutuhan lainnya di pasar tradisional di Tapanuli Utara. Lalu pulang pukul 10.00 WIB dan kemudian menjahit pakaian untuk dijual hingga pukul 24.00 WIB.
“Itu dilakukan ibu saya untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya, termasuk saya. Perjuang ibu saya sudah saya nikmati sekarang dan karena itu saya tidak bisa melupakan para pedagang kaki lima maupun pedagang tradisional. Jadi kehadiran saya di sini, selain mengajak para ibu dan bapak untuk membangun Sumut lebih baik kedepan juga mengobati kerinduan saya kepada ibu saya yang telah berjuang untuk kami agar bisa sekolah hingga berhasil,” paparnya mengenang.
Dia juga mengatakan, kalau dirinya akan selalu rindu dengan suasana pasar tradisional karena ketika dirinya masih kecil, ibunya sering mengajaknya berjualan di Taput.
“Jadi dengan kerinduan saya kepada pasar tradisional itu jugalah membuat saya dan Amri Tambunan bertekat membangun pasar tradisional lebih baik lagi kedepan. Tentunya dengan membangun sejumlah infrastruktur dan lainnya penghasilan para pedagang tradisional dan kaki lima bisa membaik sehingga bisa menyekolahkan anak-anaknya dengan pendidikan setinggi-tingginya seperti yang dilakukan ibu saya,” kata RE Nainggolan, seraya berharap mereka yang hadir dapat terus bersatu hingga perjuangan mereka bisa tercapai nantinya. (rls/jpnn)
“Bapak ini tampaknya yang sering di koran itu ya, Pak RE Nainggolan ya calon Wakil Gubernur Sumut ya ?,” tanya seorang lelaki separo baya pedagang kaki lima penjual pakaian saat RE Nainggolan melintas di depan lapaknya saat memasuki pasar tradisional di Jalan Seksama Pasar Tradisional Simpang Limun Medan, yang kemudian menyalam RE Nainggolan.
Di kios tersebut, RE Nainggolan berdialog yang kemudian dikerumuni para pedagang lainnya lalu menyalami RE Nainggolan. Dalam kesempatan itu, RE Nainggolan juga sempat dielu-elukan semoga menjadi pemimpin Sumut dengan Gubernur Haji Amri Tambunan.
Bahkan para pedagang juga meminta tanggapan dan pendapat RE Nainggolan agar kehidupan para PKL dapat lebih maju kedepannya.
RE Nainggolan mengatakan kalau dirinya adalah anak seorang pedagang kaki lima juga dari Tapanuli Utara (Taput), dan pedagang kaki lima seperti mereka adalah simbol dan penggerak roda ekonomi Sumut. Jadi pedagang kaki lima merupakan kelompok yang berperan besar dalam membentuk wajah Sumut menjadi sejahtera kedepan.
“Kegiatan pedagang kaki lima memberikan kontribusi yang besar dalam aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat terutama dalam golongan ekonomi lemah,” kata RE Nainggolan.
Selain itu, lanjut RE Nainggolan, kegiatan sektor informal ini merupakan ciri ekonomi kerakyatan yang bersifat mandiri dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Ditegaskan, dirinya sangat mendukung perkembangan UKM dan koperasi, serta pedagang kaki lima. Alasannya, model inilah yang bisa membangkitkan ekonomi rakyat kedepan, khususnya di Sumut. "Model perekonomian rakyat ini juga perlu dikembangkan di pedesaan, dan tentunya harus didukung dengan infrastruktur yang baik khususnya jalan,” kata RE Nainggolan.
Pasangan Cagub Amri Tambunan itu juga menyampaikan, pembangunan infrastruktur bagi pedagang kali lima perlu dibangun pemerintah, khususnya di kabupaten/kota. Khususnya infrastruktur jalan-jalan juga perlu dibangun pemerintah hingga kedesaan. Dengan mulusnya jalan, lanjut mantan Sekdaprov Sumut ini, akan mempermudah para PKL membeli stok jualannya langsung kepada para petani. "Kalau begini PKL dan petani sama-sama diuntungkan,” papar RE Nainggolan.
Dijelaskan, dengan jalan yang baik hingga ke pedesaan juga akan membuat para petani tidak kesulitan lagi membawa hasil produk pertaniannya ke pasar atau ke kota.
Bahkan para agen/pengumpul kemungkinan akan datang ke desa untuk membeli hasil produk-produk petani, sehingga akan mengurangi cost pengeluaran para petani.
"Makanya saya selalu menyampaikan, jika saya terpilih bersama Haji Amri Tambunan sebagai Gubsu 2013-2018, kami akan membangun Sumut dari pedesaan dalam kebhinnekaan dan sejahtera dan selalu berpihak kepada para pedang tradisional dan PKL. Saya tahu bagaimana perasaan dari para pedagang tradisional dan PKL karena saya adalah seorang anak pedagang tradisional di Taput,” ucap RE Nainggolan.
Dia juga menceritakan, ibunya seorang pedagang kaki lima setiap pukul 03.00 WIB dini hari harus bangun untuk berjualan pakaian, sayur dan kebutuhan lainnya di pasar tradisional di Tapanuli Utara. Lalu pulang pukul 10.00 WIB dan kemudian menjahit pakaian untuk dijual hingga pukul 24.00 WIB.
“Itu dilakukan ibu saya untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya, termasuk saya. Perjuang ibu saya sudah saya nikmati sekarang dan karena itu saya tidak bisa melupakan para pedagang kaki lima maupun pedagang tradisional. Jadi kehadiran saya di sini, selain mengajak para ibu dan bapak untuk membangun Sumut lebih baik kedepan juga mengobati kerinduan saya kepada ibu saya yang telah berjuang untuk kami agar bisa sekolah hingga berhasil,” paparnya mengenang.
Dia juga mengatakan, kalau dirinya akan selalu rindu dengan suasana pasar tradisional karena ketika dirinya masih kecil, ibunya sering mengajaknya berjualan di Taput.
“Jadi dengan kerinduan saya kepada pasar tradisional itu jugalah membuat saya dan Amri Tambunan bertekat membangun pasar tradisional lebih baik lagi kedepan. Tentunya dengan membangun sejumlah infrastruktur dan lainnya penghasilan para pedagang tradisional dan kaki lima bisa membaik sehingga bisa menyekolahkan anak-anaknya dengan pendidikan setinggi-tingginya seperti yang dilakukan ibu saya,” kata RE Nainggolan, seraya berharap mereka yang hadir dapat terus bersatu hingga perjuangan mereka bisa tercapai nantinya. (rls/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical Buka Lowongan Cawapres
Redaktur : Tim Redaksi