Reaksi Alumni 212 Saat Din Syamsudin Cs Deklarasikan KAMI

Senin, 03 Agustus 2020 – 15:47 WIB
Din Syamsuddin salah satu tokoh yang menghadiri deklarasi KAMI. Ilustrasi Foto: Fathra/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Para alumni aksi 212 atau para mujahid 212 mendukung penuh kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Menurut Damai Hari Lubis Kuasa Hukum Habib Rizieq, KAMI dirasa sangat diperlukan untuk Indonesia saat ini. 

“KAMI sangat diperlukan. Kami Mujahid 212 menilai bahwa lahirnya KAMI ini menunjukan bahwa masyarakt sudah paham situasi negara yang sudah tidak stabil dalam semua bidang,” kata Damai, Senin (3/8).

BACA JUGA: Denny Siregar Kaitkan Deklarasi KAMI oleh Din Syamsuddin dengan Pilpres 2024

Terutama kata Damai, dalam bidang penegakan hukum yang dianggap sudah jauh menyimpang dari norma hukum yang ada.

“Bahkan, terkesan sudah tidak beradab termasuk menyimpang dari falsafah negara Indonesia dan sangat disayangkan para pelaku pelanggar hukum itu sendiri adalah para pejabat tinggi negara,” tambah Damai.

BACA JUGA: KAMI Terbentuk, Apakah GNPF Ulama Bakal Bergabung? Ini Penjelasannya

Diketahui, dalam deklarasi itu hadir Din Syamsuddin, M Said Didu, Refly Harun, hingga Rocky Gerung, dan belasan tokoh lainnya.

Dalam pertemuan itu, Din yang juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tegas menyatakan bahwa semuanya bersepakat Indonesia sedang karam. Sehingga, butuh gerakan dari kelompok tertentu untuk bisa bangkit kembali.

BACA JUGA: Sosok Hadi Pranoto yang Muncul di Video Anji Tidak Terdaftar di IDI

“Kami (peserta yang hadir) bersetuju dan bersepakat kapal besar Indonesia telah goyang dan hampir karam. Maka perlu anak-anak bangsa bangkit bersama untuk penyelamatan,” tegasnya.

Menurutnya, menyelamatkan Indonesia adalah menyelamatkan jutaan mulut yang butuh makan, karena mereka tidak lagi punya apa-apa untuk dimakan.

Termasuk, menyelamatkan jutaan keluarga yang menderita karena kepala keluarga terpaksa berhenti bekerja dan harus berada di rumah, sementara kebutuhan bersama keluarga sangat tergantung kepada penghasilan hari itu.

Selain itu, jutaan anak-anak bangsa generasi masa depan yang tidak dapat belajar secara normal juga harus diselamatkan.

Ini karena mereka harus belajar secara daring, sementara mereka kekurangan bahkan ketiadaan pulsa dan negara tidak hadir untuk melindungi dan membantu mereka.

“Menyelamatkan Indonesia adalah menyelamatkan bangsa ini dari praktik korupsi kolusi nepotisme yang masih merajalela bahkan lingkaran terdekat oleh kekuasaan itu sendiri,” tandas mantan ketum PP Muhammadiyah itu. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler