Reaksi Andi Akmal Soal Impor Pangan Meningkat dan Produksi Perikanan Terganggu

Rabu, 21 April 2021 – 13:08 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin dari Fraksi PKS. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah meningkatkan kewaspadaannya terhadap stabilisasi pangan, bukan saja terhadap ketersediaan di pasaran.

Menurut Akmal, meski kondisi pasar terlihat baik-baik saja, akan tetapi banyak rakyat pelaku produksi perikanan mengalami gangguan terhadap stabilitas ekonominya.

BACA JUGA: Ketum PAN Singgung Soal Impor Pangan yang Menguntungkan Pemburu Rente

“Saya memperhatikan dan juga banyak mendapat laporan terkait peningkatan importasi pangan di awal kuartal tahun ini,” ujar Andi Akmal kepada wartawan, Rabu (21/4).

Andi Akmal menilai komoditas strategis pangan hampir semua mengalami kenaikan importasi, mulai dari medium hingga signifikan seperti garam, gula, kedelai, jagung dan bawang putih.

BACA JUGA: Impor Beras Jaga Stabilitas Pangan di Masa Pandemi

Ditambah lagi untuk komoditas perikanan pada pertengahan Maret 2021, harga meningkat antara 14 persen hingga 25 persen. Keadaan ini dapat dipastikan ada sebagian masyarakat yang mengalami gangguan, baik pelaku produksi maupun konsumsi.

Politikus PKS asal Sulawesi Selatan II ini ketika mendapat laporan sejumlah nelayan di dapilnya mengatakan sudah beberapa pekan ini terjadi kelangkaan ikan tertentu seperti ikan kembung, ikan cakalang, ikan kuwe dan ikan baby tuna.

BACA JUGA: Harga Kedelai Impor Meroket, Bang Zaki: Kedaulatan Pangan Jangan Cuma Jargon

Akmal menyebutkan situasi di lapangan, laut menguji para nelayan untuk bersabar disebabkan betapa sulitnya mendapatkan jenis ikan tertentu.

Berkaitan dengan komoditas pangan lain dari sektor kelautan adalah garam yang makin hari, importasi makin tinggi, Akmal mengingatkan kuartal awal tahun ini dibanding kuartal tahun lalu telah terjadi kenaikan sebesar 54,02 persen.

Polemik impor garam ini, menurut akmal tidak ada terobosan yang signifikan baik dari sisi industrialisasi maupun dari sisi pembinaan produksi garam rakyat sehingga terjadi peningkatan kualitas yang signifikan.

Menurut Akmal, impor garam tidak berujung penyelesaiannya. Polemik masih seputar garam industri dan garam konsumsi.

Begitu juga gula, tambah Akmal, persoalannya lebih kompleks dibandingkan dengan garam.

Saat ini, kenaikan importasi sangat signifikan yakni 1,93 juta ton atau naik 42,96% dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2020. Kuartal awal tahun lalu, importasi gula tercatat sebanyak 1,34 juta ton.

Dia mengatakan persoalan gula lebih rumit lagi dari garam. Selain kelembagaan, lahan, sarana prasarana produksi hingga tata niaga, semua memiliki kerumitan tersendiri.

Menurut Akmal, perlu ada evaluasi mendalam setiap komoditas pangan agar terjadi kemajuan bertahap tapi pasti. Saat ini semua serba tidak pasti pada tata kelola pangan nasional ini.

Untuk itu, Akmal meminta pemerintah selalu meningkatkan kewaspadaan dari waktu ke waktu pada persoalan pangan ini.

“Karena ke depannya, negara yang unggul adalah yang tahan terhadap kebutuhan pangan, energi, kesehatan dan teknologi tnformasi,” ujar Andi Akmal.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler